Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menghadiri sosialisasi pemuda anti merokok bertajuk “Generasi Bebas Rokok: Pemuda Masa Depan Tanpa Asap.” Agenda kerja sama Komisi X DPR RI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI ini bertempat di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda, Jalan Kesuma Bangsa, Kamis (26/9/2024).
Di hadapan para generasi muda Kalimantan Timur (Kaltim) yang hadir, Hetifah menggaungkan pentingnya untuk menjauhi kebiasaan merokok.
“Lebih baik kita mencegah daripada mengatasi. Mencegahnya dengan menjadikan diri kita jauh dari aktivitas merokok sejak muda,” ujarnya dikutip dari Presisi.
Anggota DPR RI dapil Kaltim itu juga mengajak mereka yang masih menjadi perokok aktif agar segera meninggalkan kebiasaan tersebut. “Karena rokok tidak sehat. Lebih banyak mudharat daripada manfaatnya,” tegas Hetifah.
Menukil data dari Global Youth Tobacco Survey, rokok membunuh 7 juta jiwa di dunia setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, 235 ribu jiwa meninggal setiap tahunnya akibat rokok.
“Perokok berat akhirnya juga tidak bisa berkarya lagi. Sebab, ia harus meninggalkan dunia karena sakitnya yang diakibatkan kebiasaan merokok,” ungkap politisi Partai Golkar ini.
Bahkan, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah pengisap rokok terbanyak di dunia menurut laporan World of Statistics per 20 Agustus 2023. Ironisnya, sekitar 20,3 persen remaja di Indonesia sudah mulai menekuni kebiasaan merokok. Bahkan, 30 persen anak Indonesia sudah mulai merokok sebelum usia 10 tahun.
Oleh sebab itu, Hetifah mengimbau agar generasi muda saat ini memiliki pandangan berbeda mengenai rokok. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi menghentikan kebiasaan buruk merokok yang masih dilakukan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga.
“Supaya mereka mampu menjadi penggerak perubahan, terutama dari dirinya sendiri serta mengajak orang lain untuk meninggalkan kebiasaan merokok,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.
Dikatakan Hetifah, memutus kebiasaan merokok dapat dilakukan dengan mempersulit orang setiap mereka hendak merokok, seperti tidak memberikan jatah uang rokok, tidak menyediakan asbak, dan menegur anggota keluarga yang merokok. “Jangan berikan dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun,” tandasnya. {}