Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian memberikan peningkatan pemahaman perlindungan anak di lingkungan pendidikan di Penajam Paser Utara (PPU). Bertujuan untuk memberikan jaminan dunia pendidikan di daerah sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) terselanggara dengan baik dan aman.
Kegiatan itu disampaikan melalui gelaran Workshop Pendidikan dengan tema “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan”. Berkolaborasi dengan Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek RI menghadirkan ratusan guru di The Rich Hotel, Kelurahan Lawe-Lawe, Penajam, Rabu (23/8/2023).
Hetifah mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Mereka didorong mengisi gerakan pecegahan kekerasan terhadap anak di mana saja.
“Baik itu di rumah dan di manapun anak berada serta meningkatkan kesadaran peran penting dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak,” ujar dia.
Tantangan besar dalam dunia pendidikan saat ini, menurut dia, adalah maraknya kasus kekerasan terhadap anak di satuan pendidikan. Dampak dari kekerasan salah satunya menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik.
“Hak anak itu banyak, salah satunya hak keselamatan. Kita berkewajiban mengkampanyekan keselamatan anak di IKN baik itu dari kejahatan seksual, fisik maupun psikis,” sebut Hetifah.
Lanjut dia, trauma dapat bertahan seumur hidup terhadap seorang anak. Maka dari itu satuan pendidikan perlu menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi siswa-siswinya dari kekerasan.
“Setiap anak berhak mendapatkan pengasuhan yang layak dan dilindungi dari kekerasan, penganiayaan dan pengabaian. Intinya jadilah guru yang baik yang dapat menciptakan rasa aman dan nyaman kepada murid dalam menuntut ilmu di sekolah,” beber Hetifah.
Lebih lanjut, setiap sekolah di PPU harusnya memiliki layanan psikologi bagi anak. Untuk memastikan ketika anak-anak mengalami sesuatu yang mengganggu kemana harus mengaduh.
Widyaprada Ahli Utama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri menambahkan peningkatan ini sangat dibutuhkan untuk PPU. Sebab, tolok ukur pemindahan IKN merupakan alasan yang memang harus disikapi dengan bijak dan tepat sasaran.
“Seperti yang dikatakan Ibu Hetifah, Kaltim khususnya PPU itu masa depan Indonesia. Semakin berkualitas dan berkembang kota ini, akan butuh sumber daya manusia yang hebat-hebat untuk negara ini,” ungkapnya.
Salah satu langkah yang harus diambil ialah mencipatakan dunia pendidikan yang aman dan nyaman. Aman untuk menyelenggarakan merdeka belajar, yang mengerti kemauan para peserta didik.
“Anak-anak dari PPU harus disipakan, agar mereka siap. Kami siapkan generasi mudanya, kebhinekaannya baik, karakternya bagus, akhlaknya mulia dan bagus kompetensinya. Sekolah-sekolah yang aman harus diwujudkan, agar para anak-anak dapat bertumbuh kembang dengan sempurna,” pungkas Jumeri. {sbr}