Berita Golkar – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian berharap alumni dari Sekolah Unggulan yang akan digagas pemerintah bisa menjadi talenta masa depan yang dapat membanggakan Indonesia.
Hetifah saat ditemui di Kantor BRIN, Jakarta, Kamis menyebutkan salah satu hal yang menjadi harapan adalah bagaimana lulusan sekolah tersebut bisa menjadi manfaat untuk bangsa dalam menyambut Indonesia Emas 2045, termasuk di antaranya pada bidang ketenaganukliran.
“Sebenarnya anak-anak ini ke hilirnya ya, akan ke perguruan-perguruan tinggi di tingkat dunia. Juga nanti harus ditempatkan salah satunya tentu di dalam berbagai bidang yang tentu jangan sampai sudah mendalami nuklir di luar (negeri), (tapi) kita tidak berikan kesempatan untuk berkiprah di Indonesia, ini justru kuncinya,” katanya, dikutip dari Antara.
Maka dari itu, Hetifah menekankan pihaknya mendukung dari sisi kebijakan, di mana berbagai upaya pengembangan energi nuklir menjadi salah satu yang ada pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang akan dilakukannya, agar para talenta lulusan Sekolah Unggulan tidak menjadi sia-sia.
Diketahui, Program Sekolah Unggulan merupakan bagian dari program quick win pemerintahan Presiden Prabowo, di mana pelaksanaannya akan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Terkait hal tersebut, sebelumnya Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menjelaskan maksud dari pendirian sekolah unggulan ini yaitu untuk memfasilitasi anak-anak Indonesia yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata agar lebih bisa mengoptimalkan kemampuannya.
Ia melanjutkan, anak-anak dengan kemampuan di atas rata-rata yang mengenyam pendidikan di sekolah itu akan disiapkan dengan berbagai program khusus yang dapat memaksimalkan kemampuan mereka.
Kemudian, ungkap Satryo, para anak-anak tersebut akan dipersiapkan untuk masuk ke berbagai universitas bergengsi di seluruh dunia.
“Kita didik dengan baik, dengan maksimal. Kurikulumnya pun kurikulum yang di atas yang biasanya, yang sudah mendekati perguruan tinggi, supaya nanti mereka begitu lulus dari sekolah unggulan, langsung masuk ke perguruan tinggi top dunia,” tutur Satryo Soemantri Brodjonegoro. {}