Berita Golkar – Ratusan warga Samarinda menyerbu lapak-lapak kuliner yang menyajikan makanan khas Sunda. Di Bisa Fest 2024 yang terselenggara di Makorem 091/ASN, Samarinda. Pada Sabtu sore, 24 Februari 2024.
Lapangan Markas Komando Resor Militer (Makorem) 091/Aji Suryanatakesuma (ASN) dipenuhi warga Kota Samarinda. Menyerbu sejumlah tenant kuliner khas Sunda. Karena ada gelaran Festival Kuliner Dan Seni Budaya Khas Pasundan Di Bumi Etam (Bisa Fest atau Sunda Fest).
Oleh Paguyuban Warga Sunda di Samarinda (PWSS) bekerja sama dengan Korem ASN. Ada belasan tenant UMKM menyediakan makanan dan minuman khas Sunda. Mulai Somay, Cireng, Bakso Aci, Bajigur, Seblak, Cimol, Colenak, sampai Es Oyen. Yang boleh diicip secara cuma-cuma alias gratis.
Sistemnya pakai berbagai warna kupon. Yang kemudian ditukar menu makanan sesuai kuponnya. Saking ramainya, masih ada yang enggak kebagian kupon ataupun kehabisan makanan. Selain itu ada penampilan tari Jaipong dari Sanggar Parahyangan dari Kota Balikpapan yang turut memeriahkan gelaran ini.
Yang digelar dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata mice. Acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama icip-icip kuliner Sunda. Sementara ketika malamnya, sesi UMKM dan full sajian seni budaya khas Jawa Barat.
Ketua Paguyuban Warga Sunda di Samarinda (PWSS) Asep Muhammad Junaedi menyebut masyarakat suku Sunda di Samarinda punya peran besar dalam memajukan Kota Tepian. “Lalu, acara ini dengan tujuan untuk mengenalkan lebih dalam kepada masyarakat luas tentang kuliner serta kesenian khas Jawa Barat,” jelas Asep dalam sambutannya.
Asep berharap, ke depannya acara Sunda Festival ini bisa berjalan terus-menerus setiap tahunnya dan bisa diselenggarakan bisa lebih meriah lagi. Juga dengan beragam kesenian dari Sunda.
Akulturasi Budaya
Terpisah, Wakil Ketua komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, melihat acara Sunda Fest menjadi daya tarik yang bagus bagi wisata di Kaltim utamanya di Samarinda. “Kaltim itu masyarakatnya majemuk. Kemajemukan itu menjadi daya tariknya. Contohnya Sunda Festival ini menjadi simbolnya.”
“Dari pameran ini, akulturasi budaya dalam hal kuliner. Banyak makanan khas sunda yang disukai, populer dan sedikit dimodifikasi sesuai dengan lidah orang Kalimantan,” jelas Hetifah.
Menurut Hetifah. Berbagai menu yang disajikan menjadi penambah minat masyarakat untuk hadir dan menikmati Kota Samarinda. Bukan hanya dari sungai saja tapi dari keragaman kotanya.
Hetifah melihat, ini bisa sebagai contoh. Agar setiap daerah bisa mengadakan kegiatan serupa. Sebagai bentuk penghargaan dan pelestarian. Untuk mencegah kepunahan. “Karena berbagai daerah itu unik. Melalui acara ini bisa menjadi contoh,” pungkasnya. {sumber}