Berita Golkar – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai sosok Aminah Syukur layak disejajarkan dengan pahlawan emansipasi wanita Raden Ajeng Kartini, dengan kiprah memajukan pendidikan dan kebudayaan di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadikannya inspirasi bagi kaum perempuan Benua Etam.
“Saya yakin sosok pada diri Aminah Syukur yang lahir pada tahun 1901 menjadi inspirasi bahwa perempuan itu sesungguhnya adalah pejuang-pejuang kebudayaan,” ujarnya di Samarinda, Minggu (20/4/2025), dikutip dari Antara.
Ia mencontohkan, semangat perjuangan Aminah Syukur dalam mendirikan sekolah khusus perempuan pada era kolonial, tepatnya dekade 1920-an di Samarinda, mengajar di sekolah, hingga menjadi guru privat yang mendatangi murid dari rumah ke rumah sebagai contoh pentingnya akses pendidikan bagi perempuan.
Lebih lanjut, Hetifah menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran sentral sebagai agen transmisi nilai-nilai budaya dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai contoh peran pendidik, ibu, dan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini.
“Nilai-nilai budaya, baik itu juga norma-norma yang ada, kebiasaan itu pasti harus ditransfer melalui tangan-tangan baik itu pendidik, banyak guru-guru adalah perempuan juga,” katanya.
Selain itu, Hetifah juga mengapresiasi peran para pelaku dan pencipta karya budaya di Kaltim, termasuk seniman, budayawan, dan inovator di berbagai bidang seperti kuliner, tari, sastra, dan dongeng. Karya-karya mereka merupakan media efektif untuk memajukan kebudayaan di provinsi tersebut.
Politisi Partai Golkar ini juga menekankan pentingnya memfasilitasi dan mendukung para penggerak budaya serta organisasi komunitas budaya yang ada di Kaltim.
Ia menegaskan bahwa memperjuangkan akses pendidikan bagi perempuan bukan berarti meremehkan peran perempuan dalam rumah tangga.
Namun, ia melihat semangat perjuangan Aminah Syukur sebagai dorongan penting untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perempuan dalam meraih pendidikan.
“Saya kira konsistensi Aminah Syukur dalam kiprah memperjuangkan akses pendidikan kaum perempuan di Samarinda sepanjang hayat itu yang menjadi inspirasi bagi kita semua, pendidikan itu menjadi media pemadu kebudayaan dan kita tahu perempuan bagian yang penting di dalamnya,” imbuhnya.
Sebagai Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah berharap agar ke depannya perempuan dapat diberikan kesempatan yang lebih banyak untuk meraih pendidikan.
Menurutnya, masih ada tantangan utama terletak pada keterwakilan perempuan dalam posisi kepemimpinan di lembaga pendidikan.
Hetifah meyakini bahwa pendidikan yang berakar pada budaya akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kearifan dalam menghadapi kehidupan. Hal inilah, menurutnya, yang diajarkan oleh sosok Aminah Syukur. {}