Hetifah Sayangkan Masih Adanya Lokasi Wisata Minim Sistem Keselamatan di Kaltim

Berita Golkar – Pariwisata di Kaltim semakin menggeliat khususnya saat libur Idulfitri. Hal itu secara kasatmata bisa tampak dengan semakin padatnya lalu lintas kendaraan dari dan menuju lokasi wisata.

Tidak hanya wisata di alam, wisata belanja dan kuliner pun semakin meningkat. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyebut, itu menjadi indikator Kaltim mengalami kemajuan di dunia pariwisata.

“Saya sudah bicara langsung dengan banyak agen perjalanan wisata dan secara langsung merasakan atmosfer di lokasi wisata. Apalagi di Balikpapan itu. Sangat terasa peningkatan kunjungan. Para pelaku usaha pun mengakui terjadi lonjakan permintaan dan okupansi serta kegiatan di hotel pun meningkat,” ucap Hetifah, Sabtu (13/4).

Namun di balik geliat tersebut, sayangnya tidak diimbangi dengan sistem keselamatan yang baik. Utamanya yang berlaku pada wisata alam terbuka dan banyak dikunjungi masyarakat luas. Kejadian di Bontang menjadi contoh. Di mana dalam peristiwa tersebut, seorang wisatawan asal Samarinda tewas setelah berusaha menyelamatkan anaknya yang terjatuh dari kapal yang membawa mereka menuju Pulau Beras Basah.

“Saya mendengar itu sangat prihatin. Apalagi informasinya ternyata kapal tidak dilengkapi dengan jaket pelampung. Itu menjadi pembelajaran kembali. Namun apakah pembelajaran itu harus terus diulang kalau ada kejadian,” ucap wakil rakyat asal Kaltim itu.

Hetifah mendorong, setiap daerah yang memiliki destinasi wisata seharusnya punya data lengkap. Dinas Pariwisata harus mampu memiliki informasi mengenai fasilitas, akses, tarif, rencana keselamatan hingga jumlah kunjungan. Pengelola pun seharusnya punya inisiatif untuk melaporkan informasi tersebut. Karena itu penting sebagai bentuk mitigasi terutama saat libur panjang seperti Idulfitri saat ini.

“Setiap destinasi wisata seharusnya sudah menerapkan CHSE (cleanlinesshealthsafety, dan environment sustainability). Bahkan kalau bisa sudah punya sertifikatnya,” jelasnya.

Politikus Golkar itu menceritakan sejumlah pengalamannya ke beberapa destinasi wisata di Kaltim. Menurutnya, CHSE masih minim diterapkan khususnya saat menggunakan transportasi wisata. Mulai informasi keselamatan, penggunaan jaket pelampung hingga penyediaan fasilitas kesehatan jika terjadi kondisi darurat.

“Kami selalu mendorong dilakukannya safety briefing. Jadi pengunjung tahu apa dan bagaimana jika terjadi kondisi darurat. Dinas dan pengelola wisata juga harus mampu menyediakan tenaga profesional dan kerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat. Karena banyak kejadian jika terjadi kecelakaan itu sangat sulit akses pertolongan pertamanya,” ucapnya. {sumber}