Berita Golkar – Anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin mendorong masyarakat meningkatkan pemahaman tentang literasi keuangan digital. Peningkatan pemahaman tersebut sangat penting agar masyarakat tidak terjebak dalam budaya hidup konsumtif.
Nurul menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi kian memudahkan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Mulai dari berbelanja, akses transportasi, hingga melakukan pinjaman bisa dilakukan secara digital atau elektronik.
Namun di balik ragam kemudahan yang didapat, terang politisi Partai Golkar tersebut, tetap ada dampak buruk yang mengancam masyarakat jika tidak meningkatkan pemahaman literasi keuangan digital.
“Yang membuat mereka mudah akhirnya meracuni dan merusak diri sendiri, jadi terbelit utang karena berbagai macam tawaran pinjaman online, pinjol, membuat orang jadi konsumtif dan permisif agresif lah, lebih besar pasak daripada tiang,” kata Nurul di Bandung, Minggu (24/9).
Dikatakan Nurul, transaksi keuangan digital merupakan keniscayaan yang akan menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat. Bahkan diproyeksikan dalam 20 tahun ke depan, masyarakat tidak lagi menggunakan uang secara tunai melainkan nontunai.
“Karena secara digital lebih menguntungkan dan kalau kita lihat jumlahnya bisa dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan. Nah yang gini ini sebetulnya membuat hidup kita semakin simple,” tuturnya.
Kendati demikian, Nurul mengingatkan masyarakat untuk tetap bijak dalam mengendalikan keuangan. Karenanya, ia kembali menekankan agar masyarakat meningkatkan pemahaman literasi keuangan digital.
“Jangan sampai tidak terjebak dalam budaya konsumtif, yang penting adalah produktif, jadi kitanya tidak terjebak dalam penggunaan keuangan elektronik digital yang mempermudah tapi akhirnya menjadi racun buat kita semua,” tandas Nurul. {sumber}