Berita Golkar – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba anjlok usai Sri Mulyani kena reshuffle dari posisi Menteri Keuangan (Menkeu) sejak Senin (8/9/2025).
Anggota Komisi XI DPR asal Fraksi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng mengungkapkan, penurunan tersebut merupakan hal yang wajar jika ada informasi negatif maupun positif.
“Ya namanya pasar ya, pasar itu kan ada dinamika ya. Ada berita positif ada negatif. Tapi secara fundamental ekonomi kita kan masih bagus. Menurut saya sih ini enggak lama lagi ini akan bounce back. Dan ini juga peluang buat orang orang yang ambil di posisi baru,” ujar Mekeng kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/9/2025), dikutip dari Inilah.
Lebih lanjut, politikus Partai Golkar yang sudah akrab dengan pasar modal sejak muda itu, pasar menunggu gebrakan dari Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa.
“Ya kita tunggu, terobosan kebijakan dia (Menkeu Purbaya). Kalau kebijakannya memang ada sesuatu yang positif, pastilah investor balik lagi. Investor kan itu sifatnya begini, kalau kadang-kadang dia lihat opportunity, ya dia turunin dulu. Nanti, lihat ada peluang, baru diambil lagi. Biasa terjadi itu. Tinggal nanti menunggu kebijakan apa yang dibuat,” kata dia.
Sejak pelantikan Purbaya sebagai Menkeu, menggantikan Sri Mulyani pada Senin (8/9/2025), IHSG merosot lebih dari 1 persen. Hari ini kembali ‘ndelosor’. Hingga pukul 15.03 WIB, IHSG terkoreksi 1,80 persen, menclok ke level 7.627,18. Koreksi ini memperdalam kejatuhan IHSG sejak perdagangan kemarin.
Hal yang sama dialami nilai tukar rupiah yang semakin terkulai di hadapan dolar AS, sejak pelantikan Purbaya. Kini, mata uang negeri Paman Sam itu, berada di level Rp16.500-an.
Dikutip Bloomberg, Selasa (9/9/2025), pukul 09.13 WIB nilai tukar dolar AS berada pada level Rp16.503, atau naik 194 poin yang setara 1,19 persen. Di mana dolar AS diperdagangkan di rentang Rp16.448 sampai Rp16.506.
Ternyata, mata uang di negara tetangga malah menguat. Misalnya, dolar AS melemah 0,14 persen terhadap won Korea Selatan. Terhadap peso Filipina, dolar AS menguat 0,15 persen. Sedangkan dolar Taiwan menguat 0,23 persen.
Sedangkan Ringgit Malaysia (RM) menguat 0,28 persen. Demikian pula yen Jepang menguat 0,17 persen, dolar Hong Kong menguat 0,06 persen, baht Thailand menguat 0,34 persen. Sedangkan terhadap rupee India, posisi dolar AS menguat 0,13 persen. Terhadap yuan China, menguat 0,08 persen.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah diperkirakan akan terus melemah terhadap dolar AS. Salah satunya pemicunya, ya itu tadi, sentimen negatif atas kepergian Sri Mulyani dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pelaku pasar atau investor memberikan respons negatif.
Padahal, indeks dolar AS sejatinya cukup tertekan dengan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang terus meningkat. Artinya, seharusnya rupiah menguat bukan sebaliknya. {}