Berita Golkar – Politikus Partai Golkar Melli Darsa mengaku caleg perempuan kerap menjadi korban dugaan kecurangan di pemilu. Ia menilai hal itu tak lepas dari masih maraknya praktek dugaan politik uang dan masih kuatnya budaya patriarki di masyarakat.
“Distorsi sosial politik budaya ini nyata dalam pertarungan politik di dapil. Ini saya alami, belum lagi dugaan permainan money politics yang bisa menguatkan pandangan di atas untuk tidak memilih perempuan,” kata Melli dalam keterangan tertulis, Jumat (8/3).
Melli menyebut kondisi hari ini, beban caleg perempuan baik secara psikologis maupun fisik lebih berat ketimbang laki-laki. Ia lantas meminta seluruh partai politik bertindak tegas dalam menyikapi dugaan kecurangan pemilu yang menimpa caleg perempuan.
Melli berpendapat dibutuhkan suatu tindakan afirmatif konkret sebagai bentuk perlindungan terhadap mereka.
“Ketika terbukti kecurangan, tim dari internal partai jangan bertindak berdasarkan perolehan suara semata, sehingga menjadi pengadilan kalkulator. Tapi pada penilaian adanya niat yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM) yang menyebabkan kerugian pada caleg perempuan harus ditindak tegas,” ujarnya.
Pada saat yang sama, Melli menyebut International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional hari ini harus menjadi momentum bagi parpol untuk melindungi caleg perempuan dari dugaan permainan kotor di pemilu. Ia menyatakan IWD harus menjadi momentum parpol dalam melindungi caleg perempuan.
Melli pun mendorong agar caleg perempuan berkualitas mampu mengisi kursi di parlemen ke depannya. Menurutnya, itu merupakan tanggung jawab parpol. “Gerakan ini harus sampai tahap ada kepastian perempuan intelektual dan berkualitas, duduk di legislatif dan ini jadi tanggung jawab penuh parpol,” ucap dia. {sumber}