Berita Golkar – PT Simba Indosnack Makmur dan PT Jingxing masuk ke Batang untuk berinvestasi dan menumbuhkan ekspor industri manufaktur. Masuknya dua perusahaan itu disambut baik oleh Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, sebab dinilai dapat menumbuhkan perekonomian.
Dilansir detikFinance, penandatanganan Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) yang berlangsung pada 30 Juni 2025 itu menandakan masuknya dua industri tersebut. Masuknya dua perusahaan itu berdampak terhadap nilai investasi KEK Industropolis Batang senilai Rp 1,1 triliun pada penutupan buku semester 1 2025.
Bupati Batang, M Faiz Kurniawan meyakini masuknya dua investor itu menjadi bukti pihaknya terus menyediakan kepastian hukum dan kemudahan investasi di Batang.
“Kami percaya bahwa kepercayaan investor kepada Batang ini adalah bukti bahwa kita terus memberikan kemudahan dan kepastian hukum kepada para investor. Selain itu juga menjadi tantangan bagi kami agar terus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu, dalam hal ini adalah investor,” ungkap Faiz dalam keterangan tertulis kepada detikJateng, Selasa (1/7/2025).
Lebih lanjut, Faiz menilai hadirnya dua investor itu begitu penting, terlebih di tengah kelesuan ekonomi global. Dia berharap dua perusahaan itu dapat menggenjot ekonomi masyarakat.
“Investasi ini sangat penting di tengah lesunya ekonomi global. Batang berharap dengan hadirnya investasi ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi riil di masyarakat,” pungkasnya.
Dilansir detikFinance, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan, menjelaskan nilai investasi Rp 1,1 triliun itu membuktikan pergerakan KEK Industropolis Batang dari pengembangan ke akselerasi.
“Penutupan Semester I ini kami anggap sebagai penanda penting. Kehadiran dua tenant ekspor yang kuat seperti Simba dan Jingxing membawa warna baru bagi kawasan ini. Mereka datang bukan hanya membangun fasilitas, tetapi juga membawa visi jangka panjang, pendekatan kolaboratif, serta pemanfaatan potensi lokal dan regional secara menyeluruh,” ungkap Ngurah dalam keterangan tertulis, Selasa (1/7/2025).
Diketahui, PT Simba Indosnack Makmur merupakan bagian dari Combiphar Group sebagai pemain utama industri makan dan camilan di Indonesia selama lebih dari dua dekade.
Perusahaan tersebut bakal membangun pabrik ekspor pertamanya yang bernilai Rp 300 miliar di lahan 3,6 hektare. Keberadaan pabrik tersebut nantinya akan fokus untuk memenuhi kebutuhan pasar Arab Saudi dan Australia yang juga diperkirakan bakal menyerap 250 tenaga kerja lokal.
“Fasilitas ini tidak hanya menopang ekspor, tetapi juga menciptakan dampak sosial melalui kolaborasi dengan usaha lokal,” ujar Direktur Utama Simba Indosnack Makmur, Lim Soeyantho.
Sementara itu, PT Jingxing Weiss Indonesia adalah bagian dari Shanghai Jingxing Storage Equipment Engineering Co Ltd, perusahaan yang berbasis di Shanghai sejak 1989.
Adapun nilai investasi Jingxing Weiss Indonesia di KEK Industropolis Batang sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Investasi tersebut nantinya berupa pabrik seluas 6,8 hektare yang menyasar pasar ekspor di Asia Timur dan Pasifik. Diperkirakan pabrik tersebut mampu menyerap 100 tenaga kerja.
Sementara PT Jingxing Weiss Indonesia merupakan bagian dari Shanghai Jingxing Storage Equipment Engineering Co Ltd, perusahaan teknologi tinggi berbasis di Shanghai yang berdiri sejak 1989. Jingxing Weiss Indonesia berinvestasi di KEK Industropolis Batang sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun untuk membangun pabrik seluas 6,8 hektar, yang akan menyasar pasar ekspor di Asia Timur dan Pasifik, serta menyerap sekitar 100 tenaga kerja.
“Investasi ini merupakan langkah awal dalam membangun fasilitas produksi yang mendukung rantai pasok regional dan memperkuat positioning kami di pasar global,” tutur Direktur Jingxing Weiss Indonesia Vincent Christopher Mergonoto. {}