Berita Golkar – Wali Kota Mataram sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Nusa Tenggara Barat (NTB), H Mohan Roliskana saat ini sedang mendapat sorotan terkait peluangnya untuk maju menjadi calon gubernur dalam Pilkada 2024.
Kendati demikian, Mohan tidak ingin terburu-buru dalam mengambil langkah, karena masih melihat situasi politik yang berkembang dan ekspektasi masyarakat saat ini.
“Bukan soal pilih memilih, tapi harus realistis melihat situasi yang berkembang dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap kerja saya,” katanya, Kamis, 11 Januari 2024.
“Tentu tidak kalah pentingnya dengan peristiwa politik yaitu Pemilu, dan itu semua merupakan satu hal yang berkaitan dengan apa yang kita konstruksikan rencana politik ke depannya,” timpalnya.
Selain itu, Mohan juga masuk dalam salah satu nama yang dimandatkan Partai Golkar untuk maju dalam Pilkada serentak.
Dalam Partai Golkar, dua nama lainnya yaitu Indah Damayanti Putri yang saat ini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bima dan Suhaili FT yang merupakan mantan Bupati Kabupaten Lombok Tengah juga mendapatkan mandat untuk maju dalam pilkada serentak.
“Politik itu dinamis, kita harus melihat dinamika yang berkembang, variable-variabel yang menentukan kita mengambil keputusan politik besok,” ujar Mohan beberapa hari yang lalu.
Seperti diketahui, pada pemilihan Wali Kota Mataram 2020 lalu, Pasangan nomor urut satu H Mohan Roliskana dan TGH Mujiburahman (HARUM) memperoleh 38,6 persen suara atau 76.407 suara.
Sementara, pasangan nomor urut dua, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (SALAM) memperoleh suara 29,3 persen atau 58.506 suara. Pasangan nomor urut tiga, H Lalu Makmur Said dan H Badruttamam Ahda (MUDA) memperoleh 22,0 persen suara atau 43.929 suara.
Pasangan nomor urut empat, H Baihaqi dan Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi (BARU) memperoleh 10,1 persen suara atau 20.062 suara. Sehingga, dari enam kecamatan di Kota Mataram, pasangan calon H Mohan Roliskana dan TGH Mujiburrahman unggul di lima kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Mataram, Selaparang, dan Sandubaya. {sumber}