DPD 1  

Jadi Lumbung Suara di Era Orde Baru dan Reformasi, Partai Golkar Kini Juara 2 di Sulsel, Apa Sebabnya?

Berita Golkar – Sejarah politik Sulawesi Selatan mencatat kejadian baru dengan kekalahan telak yang dialami oleh Partai Golkar dalam Pemilu tahun 2024.

Partai yang selama ini menjadi pemenang pemilu harus merasakan pil pahit setelah kalah dari pesaingnya, Partai Nasdem, yang berhasil unggul jauh dalam perolehan suara.

Berdasarkan data real count KPU yang diakses melalui laman resmi KPU, Partai Nasdem berhasil meraih suara sebanyak 460.823 atau 17,88 persen, sementara Partai Golkar hanya mampu meraih 391.371 suara atau 15,19 persen.

Meskipun saat ini Golkar berada di posisi Runner-up, namun kekalahan ini menjadi sorotan karena Partai Golkar kalah telak di sebagian besar daerah pemilihan.

Partai Golkar hanya mampu mencatatkan namanya di dua daerah pemilihan, yaitu dapil 10 dan dapil 11. Di sembilan dapil lainnya, Golkar harus mengakui kekalahannya.

Banyak pihak menilai kekalahan ini disebabkan oleh komposisi penyusunan bakal calon legislatif yang kurang optimal, ditambah dengan keputusan beberapa incumbent Golkar yang tidak mencalonkan diri pada pemilu kali ini.

Tak hanya itu, persiapan yang kurang matang dalam menghadapi pemilu juga menjadi sorotan.

Konsolidasi pemenangan pemilu untuk memetakan strategi politik jarang dilakukan, sehingga kekalahan ini menjadi sebuah preseden buruk bagi Partai Golkar Sulsel.

Kekalahan telak ini juga berpotensi menimbulkan perubahan internal di Partai Golkar. Hingga peluang Taufan Pawe, yang sebelumnya diharapkan dapat diusung Golkar di Pilgub, kini terancam terkubur.

Munculnya wacana musdalub pun tidak bisa dihindari sebagai respons terhadap kekalahan ini. Dengan demikian, kekalahan Partai Golkar dalam Pemilu 2024 tidak hanya menjadi peristiwa politik biasa, namun juga menimbulkan implikasi dan potensi perubahan yang cukup signifikan di internal partai. {sumber}