Berita Golkar – Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin optimistis situasi perekonomian nasional akan meningkat seiring kepercayaan investor yang berbanding lurus keamanan dan kondusifitas nasional pasca Pemilihan Umum 2024.
Mukharudin mengatakan, hal itu menanggapi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebut pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV-2023 mencatatkan angka solid sebesar 5,04 persen year-on-year (YoY).
“Saya kira kalau kita lihat angka ekonomi makro Indonesia masih menunjukkan hasil yang baik,” tutur Mukhtarudin, Rabu 21 Februari 2024.
Mukharudin mengatakan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,06 persen tahun ini. Pertumbuhan tersebut diyakini dapat tercapai ditengah gejolak ekonomi global yang tengah terjadi saat ini.
Untuk itu, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menyampaikan bahwa para elit politik dan pendukungnya diharapkan tidak melakukan tindakan yang membuat situasi pasca pemilu menjadi tidak stabil.
Mengingat, Mukhtarudin menilai jika kondisi tidak stabil di tanah air, hal tersebut bisa membuat ketidakpercayaan terhadap para investor.
“Artinya, stabilitas politik merupakan modal utama bagi pembangunan ekonomi nasional sekaligus modal utama stabilnya industri jasa keuangan kita,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan secara full year, pertumbuhan ekonomi nasional di sepanjang tahun 2023 mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan sebesar 5,05 persen cumulative-to-cumulative (ctc).
“Kalau kita lihat dengan angka ini maka angka kita lebih tinggi dari consensus forecast yang pada waktu itu diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita (Indonesia) di tahun 2023 adalah 5,03 persen,” kata Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2023.
Secara lebih rinci, capaian positif pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV-2023 tersebut ditopang oleh peningkatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha.
“Sektor konstruksi, misalnya, mampu mencatat pertumbuhan sebesar 7,68 persen YoY dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,07 persen YoY,” kata Airlangga.
Selain itu, Menko Perekonomian mengatakan pertumbuhan ekonomi secara full year pada 2023, yang menunjukkan kinerja impresif, juga didukung oleh pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,82 persen YoY, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 4,40 persen YoY.
Lebih lanjut, dari sisi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 13,96 persen YoY.
“Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 9,83 persen YoY,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, serta peningkatan pertumbuhan sektor konstruksi tersebut merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk merangsang perekonomian nasional pada triwulan IV-2023.
Upaya tersebut meliputi stimulus bagi sektor perumahan melalui kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) perumahan yang ditanggung pemerintah, pemberian subsidi biaya administrasi untuk perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, penebalan bantuan sosial (bansos).
“Untuk mengatasi dampak El Nino dan menjaga daya beli, serta percepatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” bebernya.
Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia juga terus mengalami penguatan, dengan Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, mencapai 57,05 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 20,49 persen, dan Sulawesi Tengah (Sulteng) sebesar 11,91 persen, yang didukung oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai hasil dari kebijakan hilirisasi.
“Dengan berbagai pencapaian dalam kondisi perekonomian nasional tersebut, Indonesia telah berhasil menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan konsisten, serta berada pada level yang tinggi jika dibandingkan dengan sejumlah negara lain,” pungkas Airlangga Hartarto. {sumber}