Jaga Stabilitas Ekonomi Jadi Alasan Airlangga Hartarto Naikkan BI Rate Hingga 25 Bps

Berita Golkar – Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan higher for longer interest rates yang menyebabkan nilai tukar beberapa mata uang di dunia menurun, termasuk rupiah.

Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah menaikkan Bank Indonesia (BI) rate hingga 25 basis poin (bps) dari yang awalnya 6,00% menjadi 6,25%.

“Dengan harapan ini bisa menahan (menjaga) stabilitas ekonomi kita,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Seminar ekonomi Perkumpulan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAAKJ) pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Kenaikan BI rate tersebut juga merupakan tindakan pre-emptive dan forward looking dari pemerintah untuk memastikan angka inflasi tetap dalam sasaran yaitu 2,5±1% pada tahun ini dan 2025 nanti.

Tidak berhenti disitu, pemerintah juga mengupayakan kebijakan lainnya demi menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

“Salah satu caranya tentu kita harus mendorong ekonomi kita lebih transformatif. Dan untuk transformatif itu, kita perlu menjalin kerja sama global karena kekuatan diplomasi internasional adalah kekuatan ekonomi,” terang Airlangga.

Lebih jelas, belakangan ini Indonesia telah membangun kekuatan diplomasi dengan menjadi tuan rumah Presidensi G20 pada tahun 2022 lalu.

Tidak hanya itu, Indonesia juga telah aktif dalam menunjukkan eksistensinya di kancah ekonomi internasional melalui Keketuaan ASEAN di tahun 2023 serta berpartisipasi dalam berbagai inisiatif ekonomi seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Asian Zero Emission Community (AZEC).

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk menjalin kemitraan strategis dengan beberapa negara di dunia, seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).

Bahkan, Indonesia berhasil menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mencapai status Open for Accession Discussion untuk menjadi anggota penuh di The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

“Kita berharap pertumbuhan kita akan bertambah lagi dan dengan masuk OECD ini investasi akan banyak masuk,” tegas lulusan Universitas Gadjah Mada itu (UGM). {sumber}