Jawab Kritik Hasto PDIP dan Cak Imin Soal Program Makan Siang Gratis, Nusron Wahid: Mentalitas Impor!

Berita Golkar – Program susu gratis Prabowo-Gibran menuai kritik dari Cawapres 01 Muhaimin Iskandar dan Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto. Mereka menilai, susu gratis nantinya hanya berakhir dengan impor karena hingga kini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.

Menanggapi hal itu, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, memaklumi kekhawatiran Hasto dan Cak Imin. Dia menyebut keduanya punya mental impor jadi muncul kekhawatiran yang sama melihat program susu gratis Prabowo-Gibran.

“Jadi kekhawatiran yang dirasakan Hasto dan Muhaimin saya maklumi. Sebab Mas Imin dan Hasto selama ini termasuk mentalitas orang yang senang impor. Sementara Prabowo-Gibran justru ini menganggap tantangan untuk menggerakkan produktivitas susu lokal,” ujar Nusron kepada wartawan, Kamis (4/1).

Nusron tidak membantah program pembagian telur yang digaungkan kubu Hasto juga bagus. Namun, ia menyebut program tersebut sudah berjalan di era Presiden Jokowi — politikus PDIP yang pecah kongsi dengan Megawati.

“Telur juga bagus, tapi alhamdulillah Pak Jokowi sudah memberikan telur kepada 18 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) dalam bentuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),” ucap Nusron.

“Alhamdulillah sudah berjalan dengan baik dan diterima tepat sasaran oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan akan dilanjutkan Prabowo-Gibran. Yang belum disentuh Pak Jokowi dan akan kita sempurnakan adalah makan siang gratis dan susu gratis,” lanjut politikus Golkar ini.

Susu Gratis Diklaim dari Komponen Lokal

Terkait dengan program pembagian susu gratis, anggota Komisi VI DPR RI itu memastikan bahwa pasokan bahan baku tersebut dari komponen lokal.

“Dipastikan semua supply chain dan pasokan bahan baku dalam program makan siang dan susu gratis berasal dari komponen lokal,” klaim Nusron.

Nusron menjelaskan, apabila saat ini pasokan susu dalam negeri masih terbatas, justru hal itu menjadi angin segar bagi peternak lokal segera bebenah. Karena itu akan menjadi kesempatan baru bagi mereka. Ia pun menjelaskan alasan peternak susu kurang terlihat.

“Kenapa selama peternak susu lesu? Karena demand-nya sepi. Karena kesadaran publik untuk minum susu masih terbatas di kalangan tertentu,” komentarnya.

Sehingga, dengan adanya program susu gratis tersebut, Nusron menegaskan, bahwa pemerintah akan menjadi penjamin pembeli dari susu peternak. {sumber}