Berita Golkar – Perebutan Ketua DPD I Partai Golkar Bali dalam Musyawarah Daerah (Musda) yang akan digelar usai Lebaran atau pertengahan April 2025 mendatang bakal seru. Sejumlah kandidat Ketua DPD I Partai Golkar Bali sudah bermunculan.
Kandidat yang disebut-sebut bakal bertarung dalam Musda nanti ada incumbent Nyoman Sugawa Korry, politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang saat ini masih sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Bali.
Ada Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, politisi senior Partai Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang sudah malang melintang dengan jabatan di DPP Partai Golkar dan 5 kali anggota DPR RI.
Khusus untuk duel perebutan Ketua DPD I Partai Golkar Bali kali ini, Demer sudah gerilya ke DPD II Kabupaten/Kota. Ibarat makan bubur, dia sudah menyisir dari pinggiran sejak tiga bulan lalu melibatkan ‘tim sukses’.
Pengakuan kader senior di DPD II, Demer mengerahkan tim untuk tes ombak menggaet dukungan Ketua DPD II dengan mendatangi para Ketua DPD II satu per satu.
Selain Demer dan Sugawa ada kandidat kuat lainnya, yakni Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, kader senior Partai Golkar asal Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang merupakan Ketua Harian Depinas SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia), salah satu organisasi pendiri Partai Golkar. Gus Adhi yang mantan Sekretaris DPD II Golkar Badung pernah dua periode duduk di DPR RI Dapil Bali.
Yang mengejutkan, ada juga ‘kuda hitam’ akan berebut jabatan Ketua DPD I Partai Golkar Bali. Dia adalah I Wayan Suyasa, politisi Partai Golkar asal Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Suyasa yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Badung periode 2019-2024, juga tercatat sebagai Ketua DPD Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) salah satu organisasi pendiri Partai Golkar.
Terkait gerilya penggalangan dukungan ke kabupaten/kota, Demer yang dihubungi NusaBali, Jumat (28/2) siang mengatakan masih melihat peta politik yang berkembang di Partai Golkar Bali. Dia mengakui ada tim yang bergerak ke kabupaten/kota untuk cek ombak atau dukungan kandidat Ketua DPD I Partai Golkar Bali. “Tapi santai aja dulu, Musdanya masih April nanti,” kilah Demer.
Ketika didesak siapa saja dari 9 Ketua DPD II Kabupaten/Kota yang sudah menyatakan dukungan, Demer mengelak membebernya. Pun ketika ditanya soal peluang bertarung di Musda, dia mengatakan tergantung situasi.
“Kita lihat dulu. Kalau tim saya kan jelas, inginkan saya, tapi kita kan lihat perkembangan. Soal siapa DPD II yang mendukung, saya belum mendapatkan laporan. Sedang jalan itu mereka,” ujarnya sedikit membocorkan.
“Tim keliling ke DPD II, hanya nanya siapa yang didukung, gitu saja tim kita nanya. Kita kan baca ombak dulu,” imbuh mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang langganan sebagai fungsionaris DPP Partai Golkar ini.
Sementara kandidat incumbent, Nyoman Sugawa Korry mengatakan Musda Partai Golkar Bali akan digelar setelah Lebaran 2025.
“Kami tentu akan mendengar arahan Ketua Umum dulu. Kan ini seluruh Indonesia, Ketua Umum pasti akan membagi jadwal. Kita juga koordinasi dengan teman-teman DPD II Kabupaten/Kota dan akan rapat pleno juga,” tegas Wakil Ketua DPRD Bali periode 2014-2019 dan 2019 -2024 ini.
Soal peluang maju sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Bali, Sugawa Korry hanya menjawab singkat, akan lihat perkembangan. “Dari dulu yang saya kedepankan adalah keutuhan partai. Belum berpikir bertarung, situasi dan perkembangan kita lihat dulu,” ujar mantan Ketua DPD II Partai Golkar Buleleng ini.
“Kita sebagai kader Golkar itu berpikirnya bagaimana partai makin solid dan besar. Yang dikedepankan kepentingan partai bukan pribadi atau kelompok,” tegas Caleg DPR RI Dapil Bali di Pileg 2024 ini.
Ketika ditanya apakah juga gerilya mencari dukungan ke kabupaten/kota, Sugawa Korry menyebutkan dirinya ada gerilya. Dia mengakui sering jalan dan menemui kader di kabupaten dan kota sebelum Rakernas Partai Golkar.
“Saya mendengar masukan kader ke kabupaten/kota, setelah Rakernas, dan wacana Musda diputuskan dalam Rakernas saya belum pernah bertemu teman-teman di kabupaten/kota,” beber mantan Ketua DPD KNPI Bali ini.
Bagaimana kandidat lain? Gus Adhi dihubungi NusaBali mengatakan dirinya tidak ada berambisi berebut jabatan. Namun ketika kepercayaan dan Amanah itu muncul dari bawah dan berdasarkan proses organisasi dirinya akan melaksanakan tugas dan kepercayaan tersebut.
“Saya tidak ada ambisi untuk berebut jabatan,” ujar mantan Anggota Komisi IV dan Komisi II DPR RI ini.
Gus Adhi menegaskan, ketika jabatan itu dipercayakan kepada seseorang maka beban tanggungjawabnya besar. Bukan bermaksud sombong, Gus Adhi mengaku ketika dipercaya duduk sebagai Anggota Komisi IV DPR RI oleh DPP Partai Golkar, dirinya andil melahirkan UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani atau pemberian asuransi bagi pertanian yang gagal panen atau terkena bencana alam. Kemudian ketika duduk di Komisi II, dirinya juga berkarya melahirkan UU Provinsi Bali.
“Jadi jabatan itu bagi saya tanggung jawab yang harus dilaksanakan sepenuh hati sesuai dengan doktrin Partai Golkar bahwa seorang kader itu harus berkarya,” tegas Gus Adhi.
Gus Adhi menyebutkan, bagi dirinya seorang pemimpin selalu siap mengemban tugas tidak hanya saat situasi baik-baik saja, namun siap di segala cuaca dengan segala risiko dan tantangannya. Dia masih ingat dan menjadi saksi hidup perjalanan sosok ayahnya (almarhum) I Gusti Ketut Adhiputra.
Ketika tahun 1999-2004 silam, saat Golkar Badung krisis calon Ketua, Adhiputra justru bersedia mengemban jabatan tersebut. Karena saat itu Golkar kekurangan kader pasca reformasi. Padahal, saat itu Adhiputra juga dibebankan menjabat Wakil Ketua Bappilu DPD I Partai Golkar Bali.
Bagi Gus Adhi, siapapun nanti memimpin Partai Golkar, mereka yang mampu menyatukan seluruh kekuatan partai. Tidak justru menimbulkan gontok-gontokan di partai. “Saya sendiri tidak punya tradisi dalam hidup saya berebut atau berkompetisi merebut jabatan di partai, no!!’ tegas Gus Adhi.
Sementara, kandidat kuda hitam, Wayan Suyasa secara terpisah mengaku, dirinya tahu diri kalau urusan berebut Ketua DPD I Partai Golkar Bali.
“Kalau pun nama saya muncul di internal kader matur suksma. Tapi masih banyak yang lebih senior. Bagi saya, siapapun memimpin Golkar, kita berharap bisa membawa Partai Golkar makin solid, mampu menyatukan seluruh potensi kader dan kekuatan partai. Dalam Musda nanti kita berharap jangan sampai ada perpecahan,” tegas Suyasa. {}