Berita Golkar – Penduduk miskin Kabupaten Luwu Utara tahun 2024 turun sebesar 1,42% dan menjadi penurunan tertinggi sepanjang sejarah Luwu Utara. Tercatat penduduk miskin Luwu Utara tahun 2023 sebesar 12,66% dan di tahun 2024 11,24%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Luwu Utara, Ayyub Parlin Ampulembang mengatakan, angka tersebut juga sekaligus menjadi penurunan tertinggi ke-4 di Sulawesi Selatan setelah Kabupaten Tana Toraja (-1,69), Kepulauan Selayar (-1,48), dan Kabupaten Enrekang (-1,44).
“Ada 10 faktor penyebab penurunan angka kemiskinan di Luwu Utara tahun 2024 di antaranya pengeluaran per kapita rumah tangga pada desil bawah mengalami peningkatan, hal ini menandakan konsumsi rumah tangga meningkat. Kondisi perekonomian yang baik, di mana laju pertumbuhan ekonomi tahun 2023 bernilai positif sebesar 5.12%,” kata Ayyub.
“Kemudian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2023 sebesar 2,63 persen, turun 0,18 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2022. Jumlah pengangguran berkurang danjumlah penduduk bekerja mengalami peningkatan. Juga beberapa komoditas pangan yang dikonsumsi masyarakat, harganya relatif terjaga,” sambungnya.
Lebih lanjut, Ayyub mengatakan faktor berikutnya adalah beberapa harga komoditas pertanian mengalami peningkatan, seperti kakao dan kelapasawit, hal ini meningkatkan pendapatan petani. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di beberapa wilayah sudah mulai panen, sehingga pendapatan petani meningkat.
“Berbagai program pemerintah seperti program perlindungan dan jaminan sosial, pembangunan Rumah Tidak Layak Huni melalui program BSPS aspirasi Anggota DPR RI, Bapak Muhammad Fauzi, program bantuan H-ALS dan program bantuan air bersih SPAM terus dilakukan oleh Pemda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Ayyub.
Sementara untuk penduduk miskin ekstrem Kabupaten Luwu Utara tahun 2022 sebesar 3,4% dan tahun 2024 menurun mencapai 1,26% atau turun sebesar 2,14% dan menjadi penurunan tertinggi ke-4 di Sulawesi Selatan.
Di tempat terpisah Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat menerima rilis angka kemiskinan mengatakan, apa yang telah diraih tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Setelah tahun lalu Luwu Utara keluar dari zona merah, prosesnya panjang dan semua butuh perjuangan, pengorbanan, kesabaran, juga tentu saja partisipasi dan komunikasi yang efektif dari semua pihak,” ucap Indah.
“Pemda berharap semoga di tahun-tahun berikutnya kesuksesan di dalam terus menurunkan angka kemiskinan dengan tingkat penurunan yang siginifikan terus berpihak pada Kabupaten Luwu Utara. Sehingga bisa mencapai 6,42% sesuai target akhir RPJPD 2025-2045,” terang bupati perempuan pertama di Sulsel ini. (Rn)
Berikut angka kemiskinan di Luwu Utara dari 2015 – 2024 berdasarkan data dari BPS Luwu Utara.
2015 13.87 %
2016 14.36 %
2017 14.33 %
2018 13.69 %
2019 13.6 %
2020 13.41 %
2021 13.59 %
2022 13.22 %
2023 12.66 %
2024 11.24 % {sumber}