Berita Golkar – Partai Golkar memberikan sinyal dukungan kepada kader Gerindra, Dedi Mulyadi maju ke Pilgub Jawa Barat. Sementara, Mantan Gubernur Ridwan Kamil akan diusung maju ke Jakarta.
Ketua Pemenangan Pemilu (PP) Wilayah Jawa 1 (DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten) Partai Golkar, MQ Iswara menyatakan keputusan ini berdasarkan hasil pembicaraan bersama dengan pimpinan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Seperti disampaikan pak Airlangga ini merupakan hasil pembicaraan KIM yang akan menjadi calon gubernur Jabar pak Demul dan wakilnya dari Partai Golkar. Dan pak Ridwan Kamil ke Jakarta,” ujar Iswara, Sabtu (3/8/2024).
Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan mengatakan, keputusan dukungan ini masih belum bulat lantaran belum adanya surat rekomendasi yang diterima oleh Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.
“Selama belum ada rekomendasi, ini sebetulnya belum fix menurut saya. Karena di beberapa daerah, itu sudah diberikan rekomendasi langsung si kandidatnya datang ke DPP Golkar misalnya, atau pengurus inti Golkar-nya yang hadir,” ujarnya.
Firman belum melihat semua itu ke Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi sehingga dia menyimpulkan dukungan ini baru sebatas lampu hijau saja. Bahkan, Firman menanti-wanti terjadinya skenario buruk ke Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018.
Di mana, saat itu Ridwan Kamil dapat dukungan dari Partai Golkar, hanya saja akhirnya yang mendapatkan tiket maju ke Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi yang saat itu masih menjadi anggota partai berlambang beringin ini.
“Kalau ini, kami kan belum melihat itu. Jadi seakan-akan informal, nah ini yang perlu diperhatikan, karena justru saya mengingat pilgub 2018, Kang Emil sudah diberikan rekom (Golkar) tiba-tiba ditarik lagi,” katanya.
“Di internal Golkar itu masih ada dinamika bahwa belum bulat memberikan rekomendasi untuk Demul di jabar dan kemudian mendorong RK di Jakarta,” kata Firman.
Lebih lanjut, Firman menuturkan, jika Golkar benar memberikan dukungan sah Ke Dedi Mulyadi maju Pilkada Jabar dan memberikan tiket Ridwan Kamil ke Jakarta, maka akan ada peluang yang dilewatkan. Ridwan Kamil menurutnya tepat jika diberikan restu maju Pilgub Jabar.
“Secara logika elektoral, Golkar itu melepaskan peluang sebetulnya. Jauh lebih potensial untuk mendorong RK di jabar, peluang menangnya lebih besar dan insentif elektoralnya jauh lebih besar untuk Golkar di Jabar yang pemilihnya 35 juta.”
“Dibanding di DKI yang belum tentu menang, dan kalau menang pun jumlah pemilihnya hanya 8 jutaan, sebetulnya tidak equal. Jadi yang menunjukan Golkar secara internal solid itu kalau sudah keluar rekomendasi secara resmi, ini kan belum keluar,” kata Firman.
Dengan Partai Golkar yang belum memberikan rekomendasi pasti ke Ridwan Kamil maju ke Pilkada Jabar atau Jakarta, Firman menduga ada ketidak-kompakkan di dalam internal Golkar. Menurutnya di tingkat DPD sendiri masih menginginkan agar Ridwan Kamil lanjutkan periode kedua di Jabar.
“Yang menarik buat saya, apakah ini rekomendasi yang betul-betul hasil di mana menunjukkan internal Golkar ini sudah solid, jangan-jangan belum. Kalau belum, terbuka kemungkinan untuk berubah, karena kalau lihat tone DPD Golkar Jabar, sampai terakhir masih memposisikan Kang Emil didorongnya di Jabar,” katanya. {sumber}