Berita Golkar – Semakin banyak pihak yang melibatkan diri dalam penanganan stunting. Setelah sebelumnya kalangan perangkat daerah, instansi vertikal, organisasi profesi, pengusaha, kini kalangan dewan ikut bergerak terjun menangani stunting.
Keberhasilan Dinas Kesehatan (Dinkes) merangkul banyak pihak ini, menambah panjang gerbong yang terlibat aktif menuntaskan persoalan stunting di Kota Mataram.
“Kita optimis dapat menyelesaikan persoalan stunting ini dengan dukungan serta kemauan kita semua,” kata Kepala Dinkes Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, MARS,MH.CMC.FISQua, pekan lalu.
Seperti dukungan yang diberikan kalangan dewan sebagai orang tua asuh akan sangat bermanfaat untuk terus menekan jumlah kasus. “Intervensi secara langsung ini akan nyata mengurangi kasus,” tegasnya, dikutip dari Lombok Post.
Dokter Emir menuturkan, JAS KUNING (Jalan Sehat Berkunjung ke Lingkungan, Red) dapat terlaksana di lingkungan Suradadi Barat, Karang Baru, Kota Mataram adalah hasil kolaborasi dengan anggota dewan setempat. “Dan kita berharap dapat terus bersinergi ke depan,” harapnya.
Anggota dewan yang dimaksud yakni Rino Rinaldi. Menurut dokter Emir dukungan ini merupakan aksi nyata dan bentuk kepedulian wakil rakyat pada kondisi lingkungan dan kesehatan warga di dapilnya.
“Salah satu hasil kunjungan hari ini, kami sudah berbicara bagaimana agar Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di lingkungan setempat ini produktif menghasilkan bahan pangan yang bergizi dan sehat bagi anak-anak di lingkungan ini,” paparnya.
Jas Kuning juga mencermati kondisi kebersihan lingkungan yang dinilai sudah cukup terawat. “Yang perlu didorong yakni gotong royong, bagaimana agar masyarakat lebih peduli pada lingkungan sekitarnya,” ucapnya.
Dokter Emir juga memperkenalkan salah satu program di dinkes yakni PSN pascahujan. “Program ini dapat kita mulai laksanakan di tingkat kelurahan,” harapnya.
Selanjurnya, menginstruksikan dokter dan kader untuk lebih memperhatikan lagi kondisi para lansia dan balita di lingkungan tersebut. “Jadwalkan untuk pelaksaan dokter keliling karena para lansia meminta ini,” tekannya.
Pemeriksaan yang diberikan ditekankan lebih spesifik pada kondisi gula darah dan penyakit lainnya. “Tidak hanya tensi,” paparnya.
Jas Kuning juga berkolaborasi dengan perusahaan yang bergerak di bidang farmasi untuk mendukung kesehatan masyarakat. “Ada bantuan dari (perusahaan) Nucleus yang saat ini sedang meneliti manfaat (produk mereka) yakni Onoiwa,” terangnya.
Dokter Emir juga meminta lebih diintensifkan sosialiasi kesehatan oleh puskemas setempat. “Nanti dapat berkolaborasi juga dengan Tim Percepatan Penanganan Stunting,” paparnya.
Dengan terlibatnya elemen dari kalangan dewan, dokter Emir optimis 2025 kasus stunting bisa turun menjadi 5 persen. “Terima kasih pada bang Rino Rinaldi yang telah menjadi inspirasi, semoga akan ada dewan-dewan berikutnya bersedia menjadi orang tua asuh lagi,” harapnya.
Ke depan dokter Emir berharap bisa menggandeng lebih banyak lagi pihak yang memiliki kepedulian sosial dan kesehatan yang tinggi. Salah satunya yakni forum CSR Kota Mataram diharapkan dapat segera bergabung dalam gerbong panjang penanganan stunting.
“Semakin banyak yang terlibat tentu semakin baik dan optimal hasil yang ingin kita capai,” tegasnya.
Jika Berhasil, Rino Janji Tangani Balita yang Lain
Sementara itu, Anggota DPRD yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Mataram Rino Rinaldi menuturkan, terdapat empat balita yang alami kasus stunting di lingkungan tersebut. “Awalnya saya mendapati ada empat balita di lingkungan ini yang mengalami stunting,” ucapnya.
Setelah itu, ia mencari cara untuk membantu mereka langsung. “Kemudian saya konsultasi ke Kepala Dinkes bagaimana cara atau apa yang bisa saya lakukan untuk membantu anak-anak kita ini,” ucapnya.
Kolaborasi pun akhirnya terbangun melalui skema anak asuh. Nantinya pihak dinkes akan membantu memberikan langkah-langkah penanganan dan konsultasi gizi kepada anak. “Kami yang akan menyiapkan makanan bergizi sampai empat anak ini terbebas stunting,” tegasnya.
Rino berharap dapat membebaskan empat balita itu dari kasus stunting dalam timeline penanganan yang dirancang dinkes. “Dan apabila dalam waktu tiga bulan, empat balita ini berhasil sembuh dari stunting, maka saya akan pindah lagi ke lingkungan yang lain,” janjinya.
Rino mengatakan, stunting adalah persoalan yang harus diselesaikan secara bersama-sama. “Kota Mataram ini terlalu besar kalau hanya ditangani satu-dua lembaga, maka saya menyatakan kesiapan ikut melibatkan diri dalam menangani kasus ini,” ucapnya.
Menurutnya ada beberapa kewenangan dewan yang dapat dioptimalkan membantu anak-anak terbebas dari kasus stunting. “Semoga kita bisa dukung juga melalui Pokir,” harapnya. {}