IIPG  

Ketua IIPG Jabar, Rita Ace Hasan Ajak Milenial Berinovasi Lestarikan Tradisi Batik Jabar

Berita Golkar – Ketua Ikatan Istri Pengurus Golkar (IIPG) Provinsi Jawa Barat, Hj. Rita Fitria Ace Hasan Syadzily, mengajak kaum milenial dan generasi muda untuk berinovasi dalam mengembangkan dan melestarikan serta memajukan tradisi batik Jawa Barat.

Teh Rita panggilan akrab Hj. Rita Fitria Ace Hasan Syadzily, mengatakan, batik Jawa Barat selalu identik dengan batik Mega Mendung, padahal Jawa Barat yang terdiri dari  27 kabupaten dan kota juga memiliki beragam motif batik berbeda dan unik lainnya.

“Ini tugas kita bersama untuk terus mempopulerkan aneka motif batik Jawa Barat termasuk batik Purwakarta ini ke pentas nasional bahkan dunia,” kata istri Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily itu, saat berkunjung ke Sentra Pengrajin Batik Purwakarta di Purwakarta, Senin (2/10/2023).

Teh Rita yang didampingi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Hj. Anne Ratna Mustika serta sejumlah pengurus lainnya itu mengaku kehadirannya ke Purwakarta dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.

“Kami dari  IIPG Jabar sengaja bersilaturahmi dengan para pengrajin batik yang ada di Purwakarta ini sebagai bentuk kecintaan kami  terhadap batik. Termasuk untuk mendapatkan masukan dari para pengrajin dalam memajukan tradisi  batik Jawa Barat khususnya batik Purwakarta,” paparnya.

Disebutkan Teh Rita, momentum hari batik merupakan kesempatan untuk memupuk dan meningkatkan kecintaan terhadap batik sebagai warisan budaya luhur bangsa.

Rasa cinta pada batik, kata dia, bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yang paling sederhana adalah, pertama, menggunakan batik diberbagai kesempatan, baik formal mau pun informal.

“Kedua  mengunjungi  pengrajin batik dan membeli produknya. Ketiga melalui belajar membatik sehingga wujud rasa cinta kepada batik makin kuat,” ungkap Teh Rita.

Sehelai kain kain batik yang dipakai, sebut Teh Rita, sejatinya telah melalui proses panjang termasuk mengandung makna filosofis yang mengangkat kekayaan budaya suatu daerah.

“Cara lain untuk membuktikan bahwa kita cinta terhadap batik adalah dengan memanfaatkan medsos. Kita bisa berbagi cerita tentang batik yang kita pakai lalu mempromosikannya ke berbagai belahan dunia melalui jejaring yang kita miliki,” ujarnya.

Terakhir, kata Teh Rita, yang tidak boleh dilupakan adalah melibatkan anak muda, supaya batik tidak terkesan jadul. “Anak muda itu biasanya kreatif dan inovatif, karena pada dasarnya batik adalah perpaduan antara tradisi dan inovasi yang saling melengkapi,” sambungnya.

Terpisah Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, Hj. Anne Ratna Mustika, menjelaskan, bahwa Purwakarta sudah memiliki ratusan motif batik yang diangkat dari kekayaan tradisi dan budaya setempat.

“Salah satunya dari alam ada motif  Jatiluhur, motif Situ Cibuleud, dari kuliner ada motif Maranggi, dari flora ada motif Bambu dan motif Bunga Melati dan lain- lain,” kata mantan Bupati Purwakarta yang dalam Pemilu 2024 menjadi calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat tersebut. {sumber}