Berita Golkar – Ketua Ormas MKGR Jakarta Timur, Agus Harta dengan lantang menegaskan masyarakat Jakarta sudah mulai bosan terhadap sosok Anies Baswedan. Agus Harta mengatakan, setidaknya terdapat dua alasan utama mengapa Anies Baswedan tidak diinginkan masyarakat Jakarta sebagai Gubernur periode 2024-2029.
“Pertama, Anies tidak berpartai, jadi terkesan boneka partai dan hanya petugas partai politik. Kedua; karir Anies mulai dari menteri pendidikan, jadi gubernur dan meroket maju sebagai Capres, dan tidak terpilih masa iya mau nyungsep nyalon jadi gubernur lagi?” ujar Agus Harta dalam acara diskusi Aliansi Muda Untuk Demokrasi (ALMUD) beberapa waktu lalu. .
Kader muda Partai Golkar tersebut juga menyindir Anies sebagai sosok yang tak bisa bekerja sehingga saat diamanahkan menjabat sebagai Gubernur Jakarta periode 2017-2022, mantan Rektor Universitas Paramadina ini dianggap tak mampu menyelesaikan persoalan yang dimiliki Jakarta.
“Di Jakarta, kita butuh Gubernur Jakarta yang pandai bekerja, alih-alih hanya pandai beretorika alias omong doang, tapi gubernur yang mampu menyelesaikan soal pengangguran, membangun ekonomi berbasis masyarakat, pelatihan-pelatihan untuk generasi muda yang berkelanjutan,” tutur Agus Harta dikutip redaksi Golkarpedia.
“Selama ini program-program pelatihan cuma dilaksanakan saja, tapi tidak ada wadah pekerjaan, pada akhirnya selesai dilatih, bengong lagi di lingkungan. Ditambah lagi tidak adanya pembinaan bagi generasi muda seperti latihan dasar kepemimpinan di setiap kelurahan atau desa, dampaknya tawuran geng motor marak terjadi. Dan akhirnya pemuda Jakarta ugal-ugalan karena tidak dibina,” sambungnya lagi.
Agus Harta juga menyarankan kepada Gubernur Jakarta terpilih agar nantinya mengurangi belanja APBD untuk lembaga-lembaga yang berada di tingkatan kelurahan. Sebab lembaga-lembaga tersebut tidak memberi dampak signifikan bagi pembangunan Jakarta.
“Banyak PR untuk gubernur baru Jakarta nantinya, saran dan kritik saya, kurangi lembaga-lembaga yang ada di kelurahan, yang tidak maksimal fungsinya, dan hanya menghabiskan anggaran belanja daerah. Lebih baik maksimalkan untuk pendidikan gratis dan program makan gratis,” tutup Agus Harta. {redaksi}