DPP  

Ketua Umum, Bahlil Lahadalia Hanya Tertawa Mendengar Isu Munaslub Partai Golkar

Berita Golkar – Isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tengah menerpa Partai Golkar untuk menggantikan posisi Bahlil Lahadalia yang saat ini sebagai Ketua Umum.

Menyikapi hal tersebut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham mengungkap reaksi Bahlil saat pertama kali mendengar kabar tersebut. Saat itu, lanjut dia, Bahlil menyikapinya dengan tertawa dan tidak mempermasalahkan informasi itu.

“Ketika masalah ini bergulir, Pak Bahlil itu ketawa-ketawa, lalu malah Pak Bahlil bilang ya itu baguslah,” ujar Idrus saat diwawancarai awak media di Cipondoh, Kota Tangerang, Minggu (10/8/2025).

Lebih lanjut ia menilai kepemimpinan Bahlil untuk partai berlambang pohon beringin menjadi representasi nyata motto yaitu suara masyarakat ialah suara Partai Golkar.

Pasalnya kader Partai Golkar memiliki kebanggan memiliki sosok Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI menjadi pemimpin dari Indonesia Timur.

Poin tersebut dinilai terlalu sempurna sehingga tidak ada ruang bagi lawan politik mencari titik kelemahan Ketum Partai Golkar yang telah memimpin tepat satu tahun atau sejak Rabu (21/8/2024). “Pak Bahlil ini adalah orang baik, orang punya prestasi dan juga mencerminkan betul-betul Partai Golkar yaitu menjadi pemimpin dari Papua, ini luar biasa,” ungkapnya.

“Jadi kalau ada yang menjelek-jelekin, kata Pak Bahlil, ya karena kita baik, jadi yang sudah jelek, tidak bisa lagi dijelek-jelekin, saya rasa wah ini luar biasa sekali,” sambungnya, dikutip dari TribunTangerang.

Selain itu Idrus turut mensyukuri dipimpinnya Partai Golkar oleh Bahlil lantaran memiliki sederet prestasi mentereng di usia yang tergolong muda yakni berumur 49 tahun.

Oleh karena itu ia justru mencurigai adanya pihak-pihak yang hendak mencoreng partai dengan warna kebesaran kuning baik dari sisi internal ataupun eksternal partai.

Menurut dia, sebagai perpanjangan suara masyarakat Partai Golkar perlu bergotong-royong dan bahu-membahu mewujudkan solidaritas kebersamaan seluruh kader.

“Ini artinya Pak Bahlil betul-betul memimpin Partai Golkar, sebab dia punya prestasi, punya kemampuan dan punya satu perjalanan dari bawah sehingga memiliki pengetahuan, sensitif, punya tanggung jawab yang tinggi,” ungkapnya.

“Apa yang ditunjukkan selama ini juga adalah kepemimpinan, pencerminan dari nilai-nilai patriotisme, nasionalisme dan keindonesiaan yang orientasinya adalah karya-kekaryaan, jadi ya tidak ada alasan,” kata dia.

Dilansir Tribunnews.com, isu Munaslub di tubuh Partai Golkar mencuat sebagai wacana politik yang disebut-sebut bertujuan untuk melengserkan Bahlil Lahadalia dari kursi Ketua Umum.

Sebelumnya beredar kabar mengenai Munaslub Partai Golkar yang akan digelar dalam waktu dekat. Dalam sebuah pemberitaan di media arus utama, disebut bahwa Istana sudah merestui pergantian Bahlil Lahadalia dari kursi Ketua Umum Partai Golkar.

Informasi yang tak memiliki sumber jelas itu bahkan menyebut restu disampaikan gamblang kepada Nusron Wahid, politikus Golkar yang juga

Dalam pemberitaan itu, Nusron Wahid selaku Ketua DPP Partai Golkar cum Menteri ATR/Kepala BPN, dipanggil menghadap Hambalang dan Munaslub mengganti Bahlil dari kursi ketum Golkar dieksekusi tahun ini.

Bahlil sendiri resmi terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI yang digelar pada 20-21 Agustus 2024. Saat itu ia terpilih secara aklamasi menggantikan Airlangga Hartarto yang mundur dari posisi ketua umum.

Di masa kepemimpinannya yang segera memasuki 1 tahun, Bahlil menegaskan bahwa partai berlambang beringin tegak lurus mendukung pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Bahlil juga telah menegaskan Golkar bakal mendukung Prabowo hingga Pilpres 2029.

Namun, hingga kini, isu tersebut dibantah keras oleh berbagai tokoh internal Golkar dan dinilai sebagai manuver politik tanpa dasar yang jelas.

Sejak awal Bahlil Lahadalia memimpin Partai Golkar, isu Munaslub selalu berembus kencang. Kursi Beringin 1 seolah tidak pernah dingin.

Bahlil Lahadalia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar secara aklamasi dalam Munas XI pada Agustus 2024, menggantikan Airlangga Hartarto.

Seiring waktu, muncul kabar bahwa ada faksi internal yang tidak puas dengan kepemimpinan Bahlil dan mendorong Munaslub sebagai jalan untuk menggantinya.

Isu ini diperkuat oleh spekulasi bahwa Istana telah merestui pergantian kepemimpinan, dengan nama Nusron Wahid disebut-sebut sebagai calon pengganti. {}