Berita Golkar – Gonjang-ganjing Partai Golkar membuat publik tersentak. Setidaknya dalam grup-grup komunikasi whatsapp yang terafiliasi dengan gerakan politik menjadikan tema ini sebagai pembicaraan hangat. Politisi muda Partai Golkar, Khalid Zabidi turut memperhatikan dinamika yang terjadi di dalam partainya ini.
Ia mengaku, setidaknya persoalan internal Partai Golkar menjadi tema pembahasan dalam 3 diskusi terbuka beberapa hari ini. Bagi Khalid, hal itu merupakan sebuah kelaziman. Sebab, Partai Golkar menjadi indikator politik nasional. Gonjang-ganjing yang melanda Partai Golkar, bisa menyebabkan efek domino bagi kondisi perpolitikan nasional.
“Ada 3 diskusi terbuka yang membicarakan jalannya demokrasi di Indonesia masa rezim Jokowi dengan dibubuhi kasus yang terjadi di Partai Golkar,” ujar Khalid Zabidi kepada redaksi Golkarpedia melalui keterangan tertulis pada Rabu (14/08).
“Diskusi para senator Jaringan Aktivis ProDem misalnya terbetik bahwa rusaknya Demokrasi di Indonesia ini ditandai adanya Parliamentary Threshold dan Presidential Threshold sehingga membatasi ruang gerak akses dan partisipasi yang lebih luas bagi aspirasi dan aktualisasi publik,” sambungnya.
Ditambahkan Khalid Zabidi, banyak aktivis jaringan pro demokrasi di Indonesia yang merasa prihatin terhadap problematika yang dialami Partai Golkar. Sebab Partai Golkar dianggap sebagai salah satu partai paling demokratis dan kokoh di Indonesia.
“Banyak yang mempertanyakan dan keheranan terkait insiden mundurnya Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu. Tak sedikit yang langsung menduga bahwa Partai Golkar sedang dipreteli oleh tukang mebel dibuat jadi perabotan, setidaknya itu yang dikatakan dan ditertawakan oleh Qodari di podcast Total Politik,” tegas Khalid Zabidi.
Terlepas dari bagaimana dinamika politik yang tengah terjadi pada Partai Golkar, Khalid Zabidi mengkhawatirkan spektrum yang lebih luas bisa menimpa institusi politik lain, ataupun partai-partai yang lebih kecil. Tentu hal tersebut dilandasi oleh hasrat mempertahankan kekuasaan dari rezim.
“Forum Diskusi 98 Melawan, mereka menyatakan adanya kekuatan besar kekuasaan masuk mengacak-acak partai politik. Mereka menganalisis aksi ugal-ugalan penguasa akan merusak demokrasi secara keseluruhan. Kasus Partai Golkar ini akan menular kepada partai-partai lainnya sebagai bentuk kendali kekuasaan kepada partai-partai politik,” pungkasnya. {redaksi}