Khutbah Idul Fitri, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Bahas Soal Keadilan dan Ekonomi Umat

Berita Golkar – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menyampaikan tiga pesan penting dalam khutbah Idul Fitri 1446 Hijriyah di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Barat, Senin (31/3/2025).

“Pertama, pesan moral terhadap diri kita atau tahdzibun nafs, yakni bahwa melalui Ramadan, kita diharuskan mawas diri terhadap musuh terberat manusia yang tak pernah mau mundur, sampai kapanpun dan di manapun. Musuh terberat itu adalah hawa nafsu,” kata Nusron dalam keterangan tertulis, Senin (31/3/2025), dikutip dari Detik.

Kedua, pesan keadilan sosial yang tercermin dari kewajiban membayar zakat fitrah. Nusron menilai zakat adalah bentuk keharusan melakukan redistribusi pendapatan, aliran pemasukan dari si kaya kepada si miskin, si besar kepada si kecil. “Supaya kekayaan tak numpuk pada orang kaya-orang kaya itu-itu saja,” paparnya.

“Pesan sosial Ramadan paling nyata terasa saat kita mengeluarkan zakat fitrah, di mana orang kaya dan miskin saling terhubung dalam semangat ta’awun (tolong-menolong),” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nusron menjelaskan zakat fitrah bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga simbol penting dari pemerataan kesejahteraan dan penguatan solidaritas sosial.

Ia pun mengingatkan di dalam Al-Qur’an, distribusi harta dianjurkan untuk tidak hanya berputar di kalangan orang kaya, tetapi harus menyentuh kelompok masyarakat yang membutuhkan.

“Jangan biarkan kekayaan hanya berputar di kalangan elite. Kita harus memastikan bahwa harta negara dan sumber daya ekonomi digunakan untuk kepentingan seluruh rakyat, terutama kaum dhuafa,” ungkap Nusron.

Pesan ketiga, lanjut Nusron, Ramadan mengandung semangat jihad. Namun, semangat jihad bukan dalam arti mengangkat senjata perang. Adapun jihad sesungguhnya adalah usaha-usaha manusia untuk mencapai derajat yang lebih tinggi secara setapak demi setapak, sabar menapaki satu demi satu kewajiban.

“Jihad adalah proses mencapai derajat yang lebih tinggi. Dan derajat paling tinggi adalah Muttaqin. La’allakum tattaqun. Supaya kita bertambah taqwa,” pungkasnya. {}