Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui proyeksi sebesar 5,05 persen pada 2023. Dengan kinerja tersebut, perekonomian Indonesia disebut menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Melalui keterangan resminya, Menteri Airlangga mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih tinggi dengan inflasi yang lebih rendah ketimbang negara-negara lain. Indonesia bahkan mengungguli Malaysia (3,77%), Korea Selatan (1,36%), dan Amerika Serikat (2,5%) dari segi pertumbuhan ekonomi.
Sementara dari sisi pengendalian inflasi, Indonesia juga tercatat lebih stabil dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan (3,2%), Jerman (3,7%), hingga Rusia (7,42%). Indonesia disebut mampu menahan inflasi di angka 2,61 persen sehingga masuk posisi lima teratas di dunia.
Apa saja faktor pendorongnya?
Capaian positif pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha. Pemerintah mencatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68 persen (yoy), dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan.
Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia dikabarkan mengalami penguatan dengan dominasi kontribusi terbesar kepada PDB nasional berasal dari Pulau Jawa, yakni mencapai 57,05 persen. Pertumbuhan signifikan juga dicapai oleh Provinsi Maluku Utara (20,49%) dan Sulawesi Tengah (11,91%).
Nasib baik ramalan IMF
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia di level 5 persen hingga 2025. Begitu juga dengan Bank Dunia yang memprediksikan ekonomi Indonesia bakal tumbuh di kisaran 4,9 persen hingga 5 persen, sedangkan OECD sedikit lebih tinggi sebesar 5,2 persen.
Nasib baik berbagai ramalan itu masih perlu diwaspadai. Menteri Airlangga mengingatkan adanya risiko global yang dapat memengaruhi perekonomian nasional. Beberapa risiko di antaranya terkait peningkatan tensi geopolitik, pelemahan ekonomi Cina, hingga volatilitas harga komoditas.
Guna memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi ke depan, sejumlah kebijakan prioritas telah disiapkan. Mulai peningkatan produktivitas dan daya saing melalui Program Kartu Prakerja, pelatihan vokasi hingga pembangunan infrastruktur dengan melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN). {sumber}