DPD II  

Kunjungi Sanggar Setiya Negara, Dia Ramayana Dorong Anak Muda Lestarikan Budaya Cirebon

Berita Golkar – Sosok Dia Ramayana memberi perhatian penuh terhadap kreativitas anak muda dan dukungan kesenian Cirebon.

Dukungan itu dibuktikan, dengan kunjungan ke Sanggar Setiya Negara yang bertempat di Desa Suranenggala Lor Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon.

“Sanggar ini sangat berperan penting terhadap  masyarakat dan anak muda sebagai tempat pelatihan di bidang seni musik dan tari,” ucap politis Golkar ini, Senin (13/11).

Menurut Dia, seni dan budaya dapat mewujudkan culture positive bagi masyarakat dan anak muda yang butuh keterampilan untuk meningkatkan perekonimian diri dan keluarga.

“Saya sebagai Dewan Pembina Cakra Wiratama Indonesia meminta agar pemerintah memperhatikan Sanggar Setiya Negara untuk lebih maju nantinya,” ungkapnya.

Dia menambahkan sanggar Setiya Negara, sudah berdiri sejak tahun 1968 dan merupakan wadah bagi masyarakat dan anak muda dalam melestarikan budaya di Cirebon.

“Sanggar ini di isi dengan aktivitas bermain gamelan dan tari-tarian. Sanggar Setiya Negara telah meraih beberapa prestasi yaitu salah satunya turut tampil di Den Hag, Belanda,” tuturnya.

Dia melanjutkan, demi mewujudkan cita-cita anak muda Cirebon di bidang kesenian, akan terus berupaya untuk memberikan yang terbaik melalui program-program yang edukatif yang akan di jalankan kedepannya.

“Saya terus berkomitmen untuk membuktikan kepedulian saya terhadap seni dan budaya Cirebon agar tetap memberikan perhatian penuh terhadap anak muda. Agar kedepannya seni budaya Cirebon tetap lestari,” ujar wanita yang juga maju di kontestasi Pileg DPR RI dapil 8.

Kesenian dan budaya Cirebon lanjut Dia, mempunyai ciri khas sendiri, baik gerakan maupun musiknya. Kesenian tradiosional seperi tari topeng akan bisa berkembang dan membawa harum nama Cirebon baik di level Nasional maupun Internasional. Bila selalu di jaga kelestariannya.

“Kesenian dan budaya Cirebon memiliki simbol yang bermakna tentang pemahaman kehidupan yang punya bobot filosofis tentang jati diri manusia, sehingga mengandung nilai-nilai kebudayaan yang positif dan harus tetap dilestarikan,” pungkasnya. {sumber}