Berita Golkar – Ketua Komisi 1 DPR RI, Meutya Hafid, mengutuk keras penyerangan Israel atas Rumah Sakit di Gaza yang menewaskan 500 orang. Meutya juga meminta Majelis Umum PBB segera lakukan Sidang Darurat atas situasi di Gaza yang semakin terancam.
“Kami semua sangat bersedih atas meninggalnya lebih dari 500 orang akibat serangan Israel di salah satu rumah sakit di Gaza,” ujar Meutya Hafid dalam keterangan tertulis yang diterima tvOnenews.com di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Meutya menilai, semua tindakan Israel seharusnya sudah bisa jadi alasan PBB untuk lekas lakukan sidang darurat.
“Penyerangan terhadap rumah sakit, dihentikannya pasokan listrik, air dan makanan oleh Israel, serta dipaksanya warga Gaza utara meninggalkan tempat tinggalnya, merupakan sebagian bukti yang seharusnya bisa membuat Majelis Umum PBB segera melakukan Sidang Darurat,” tandasnya.
Meutya berharap Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dapat lekas bergerak cepat menggunakan jalur diplomasi yang ada. “Sehingga dapat memaksa Majelis Umum PBB melakukan sidang darurat terkait kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Gaza serta penghentian kekerasan di Jalur Gaza,” katanya.
Hal ini karena bukan tidak mungkin serangan Israel akan lebih luas dalam waktu dekat. “Jika PBB tidak segera melakukan tindakan nyata, bukan tidak mungkin korban akan terus bertambah, dan dunia pun akan bertanya eksistensi lembaga PBB bagi perdamaian dunia,” lanjut politisi Partai Golkar tersebut.
Mantan wartawan ini menambahkan, salah satu tindakan yang bisa Indonesia lakukan dalam waktu dekat adalah bersuara dalam Sidang Darurat OKI yang akan dilakukan minggu ini di Arab Saudi.
“Melalui Sidang darurat OKI, bersama-sama negara Islam kita tekan PBB, Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat menghentikan serangan terhadap warga Gaza dan Palestina,” ujar Meutya.
Selain itu, sidang OKI juga dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk bersuara dan menarik dukungan negara-negara Islam menekan Majelis Umum PBB melakukan Sidang Darurat. “Dengan tujuan akhir terbentuknya negara Palestina merdeka yang sesuai dengan hukum internasional,” kata Meutya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan oleh Hamas, mengatakan setidaknya 500 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap rumah sakit tersebut, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis. Juru bicara pertahanan sipil Gaza menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 300 orang.
Di sisi lain, militer Israel mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa ledakan itu disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket Hamas, sebelum mengatakan bahwa itu adalah akibat dari serangan roket Jihad Islam Palestina. Jihad Islam membantah tuduhan Israel, dan skala ledakan tampaknya berada di luar kemampuan kelompok tersebut. {sumber}