DPP  

Lamhot Sinaga Bantah Ada Tekanan Di Balik Keputusan Partai Golkar Usung Gibran Cawapres

Berita Golkar – Partai Golkar membantah pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto soal intervensi penguasa di balik pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menyebut partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) memiliki kedaulatan penuh untuk mengusung Prabowo-Gibran. Menurut Lamhot, pencalonan keduanya telah melalui mekanisme secara musyawarah dan mufakat.

“Tidak benar apa yang disampaikan Mas Hasto bahwa ada kartu truf dan sebagainya,” ucap dia, Senin (30/10).

Keputusan Golkar untuk mengusung Gibran juga tak mendapat penolakan kader hingga tingkat daerah. Fakta itu membuktikan tidak ada riak-riak di internal partai terkait pencalonan Gibran.

“Dan sampai saat ini tidak riak-riak, kalau kemudian itu dikaitkan dengan intervensi. Harusnya ada penolakan dari internal. Sampai saat ini tidak ada penolakan dari internal,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bappilu Partai Golkar, Nusron Wahid mengatakan tak ada pembangkangan politik atau political disobedience terhadap konstitusi di balik pencalonan Gibran.

Menurut Nusron, pencalonan Gibran dilakukan melalui aturan yang telah disahkan Mahkamah Konstitusi (MK). Bukan hanya Gibran, tetapi juga Presiden Jokowi sejak awal menjadi presiden. Keduanya menurut dia, maju karena ingin mengabdi terhadap masyarakat, bukan kepada partai.

“Soal pembangkangan terhadap konstitusi dan rakyat: Justru Pak Jokowi taat dan patuh kepada konstitusi dan rakyat. Beliau tidak pernah pencalonan Gibran sebaga calon wapres sebelum ada landasan konstitusionalnya,” kata Nusron.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto sebelumnya mengaku menerima pengakuan para ketua umum partai di balik pencalonan Gibran. Hasto bilang mereka mereka disandera lewat pencalonan itu.

“Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” kata Hasto melalui keterangan tertulis, Minggu (29/10). {sumber}