Berita Golkar – Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga mengatakan, sampai saat ini PT. STM masih melakukan eksplorasi dan belum ke tahapan eksploitasi, dan akan mulai produksi pada 2030. Namun, dirinya juga memberi catatan kepada PT. STM untuk tidak bermain-main menyampuradukkan pertambangan dengan geotermal. Hal itu mengingat saat ini energi geotermal memang sedang digencarkan dengan adanya semangat untuk mendukung energi baru terbarukan.
“Tetapi kemudian catatan kita adalah jangan sampai mining-nya sendiri adalah hanyalah untuk portofolio untuk mendorong geotermalnya. Itu yang menjadi catatan kita,” ucapnya kepada Parlementaria saat Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VII di PT. Sumbawa Timur Mining (PT. STM), Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024).
Lamhot pun menjelaskan geotermal di seluruh NTB kandungannya 60 megawatt dari kandungan keseluruhannya 78 megawatt. Menurutnya, hal ini merupakan kandungan terbesar yang dimiliki. Karena itu, kandungan sebesar 60 megawatt ini adalah sebuah potensi yang harus didorong. Hanya saja, dengan catatan, jangan hanya karena besarnya geotermal 60 megawatt lalu itu hanya dimainkan dalam portofolio saja, namun seharusnya juga tetap dijalankan.
“Jangan sampai kalau ini hanya sekedar portofolio, maka beban energi kita tidak akan bertambah-tambah, harapan kita bahwa 60 megawatt geotermal ini tetap bisa harus direalisasikan, dan dilaksanakan dalam waktu yang akan datang, kalau kemudian mereka bisa melaksanakan secara paralel ya lebih bagus lagi,” tandasnya.
Lamhot juga mengingatkan jangan hanya saat ini dunia entitas korporasi itu sedang tren dengan geotermal karena kaitan energi baru terbarukan, lalu demi mengincar sektor yang seksi yang bertujuanbukan untuk produksi, melainkan hanya portofolio perusahaan saja.
“Itu yang kita khawatirkan. Oleh karena itu maka kita mendorong bagaimana yang 60 megawatt itu bisa terealisasi pasca nanti kemudian mereka mendapatkan izin dari ESDM untuk geotermalnya sendiri tidak hanya sekedar portofolio,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Terakhir, Lamhot juga menyarankan pihak PT. STM untuk tidak lagi menjanjikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar pertambangan, melainkan mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam kepemilikan sahamnya. Sehingga masyarakat memiliki rasa yang sama dengan perusahaan.
“Jika mereka (masyarakat) merasa memiliki itu (perusahaan) milik mereka, mereka tidak hanya sebagai penonton, kita tidak boleh lagi hanya sekadar menjanjikan bahwa serapan tenaga kerja terus. Tapi, juga adalah kepemilikan kalau mereka merasa memiliki tentu mereka juga pasti akan menjaga perusahaan ini supaya keberlangsungannya dan kemanfaatannya bisa dirasakan,” tutupnya. {sumber}