Lamhot Sinaga Desak Solusi Konkret Pemerintah Hadapi Tekanan Industri Global

Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menyoroti tekanan besar yang dihadapi industri nasional akibat dinamika global, seperti kebijakan tarif Trump dan konflik internasional. Dalam Rapat Kerja dengan Kementerian Perindustrian di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025), ia mendesak perumusan solusi konkret untuk membantu industri bertahan.

“Industri kita ini mengalami tekanan yang luar biasa. Bertubi-tubi soal (tarif) Trump datang lagi, perang Israel-Iran, ini membuat tekanannya sangat luar biasa,” ujarnya, dikutip dari laman DPR RI.

Ia pun mengusulkan agar Kementerian Perindustrian merinci masalah yang dihadapi industri saat ini, seperti banjirnya impor yang sebelumnya telah dikritisi oleh Komisi XI. Tujuannya adalah untuk mencari cara agar impor dapat direm demi membangkitkan produksi nasional.

Meskipun mengakui adanya tantangan, ia meragukan dampak signifikan dari masalah pasokan minyak. Sebab, menurutnya, kini sudah banyak industri beralih menggunakan listrik dan gas, sehingga dampak gejolak harga minyak mungkin tidak signifikan mengerikan yang dibayangkan

“Setahu saya, industri itu sudah sangat minimal guna minyak, ya. Karena sekarang kan industri green itu sudah, sudah jaranglah orang industri sekarang menggunakan minyak,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mendorong Komisi VII dan Kementerian Perindustrian untuk mengidentifikasi secara detail persoalan yang muncul dari dampak tarif Trump, perang, dan banjir impor.

“Nanti akan kita intensifkan antara Komisi VII itu dan Kemenperin, kita intensifkan kira-kira regulasi apa yang kita bisa buat untuk membuat mereka survive, mereka bisa bertahan dari tekanan-tekanan yang terjadi daripada efek global ini,” katanya.

Sebagai langkah konkret, ia mengusulkan agar industri-industri yang terdampak diundang ke DPR untuk menyampaikan langsung permasalahan yang mereka hadapi.

“Tidak hanya Kementerian Perindustrian, saran saya, masukan saya, industri bagi mereka yang industri yang terdampak ini kan sekarang lagi kebingungan, ke mana mereka harus mengadu?” ungkap Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Ia menyarankan agar industri yang terdampak, seperti industri alas kaki atau tekstil, dikelompokkan (kluster) dan diundang dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU). Tujuannya adalah agar DPR dapat memformulasikan solusi yang benar-benar membantu dan bukan hanya wacana.

“Nanti kita coba klaster, nanti kita undang mereka kesini menceritakan apa yang sedang mereka alami dan apa yang mereka harapkan untuk kita bantu,” imbuhnya. {}