Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga menyambut baik penerapan program penghapusan piutang Bank Himbara untuk pengusaha UMKM yang merupakan amanah dari PP Nomor 47 Tahun 2024.
Apresiasi ini diberikan Lamhot Sinaga dalam acara diskusi ‘Penghapusan Piutang Macet Pada UMKM’ yang digelar oleh Bidang Pengembangan Koperasi dan UMKM DPP Partai Golkar, pada Jumat (20/12).
“Kami di parlemen melihat bahwa ini adalah kebijakan yang sangat positif dan baik. Walaupun ada plus minus dari PP 47/2024 ini yang harus kita toleransi dalam pelaksanaannya. Apalagi dengan waktu pelaksanaan yang sangat singkat, yakni 6 bulan,” tutur Lamhot Sinaga dikutip redaksi Golkarpedia.
Terkait dampak dari penghapusan utang UMKM Lamhot optimis terjadi snowball effect terhadap perekonomian RI. Sebab, beban utang UMKM yang dihapus menurutnya dapat mendorong produktivitas pengusaha UMKM yang secara langsung akan meningkatkan profit. Sehingga secara komunal, ekonomi akan bergerak.
“Bagaimana proyeksi ekonomi mikro terhadap penghapusan piutang ini. Pertama kita harapkan dari PP 47/2024 ini adalah harus mampu mempengaruhi peningkatan produktivitas, karena sudah tidak ada beban lagi. Kalau produktivitasnya naik, kan omzetnya bisa naik, ini akan bergulir hingga mengurangi angka kemiskinan. Ini yang kita harapkan,” ujar legislator asal Sumatera Utara ini.
Adapun dampak yang bisa ditimbulkan atas efektivitas kebijakan penghapusan utang UMKM terhadap perekonomian secara makro adalah dapat meningkatkan daya saing. Dengan catatan, pengusaha UMKM terus diberi perhatian seperti membentuk ekosistem rantai pasok hingga peningkatan kapasitas pengusaha UMKM.
“Untuk kontribusi ekonomi nasional, kebijakan ini dapat menjadi katalisator stabilisasi ekonomi. Paling penting dapat menguatkan daya saing UMKM. Berikutnya percepatan pemulihan ekonomi. Lalu penguatan kapasitas pengusaha UMKM ini. Bagaimana kita bisa meningkatkan kelas pengusaha UMKM,” sambungnya.
Sebagai sebuah keniscayaan, Lamhot menekankan pentingnya penggunaan teknologi dan inovasi para pengusaha UMKM untuk membantu mereka naik kelas. Lamhot mencontohkan aktivitas UMKM di China yang berhasil membentuk rantai pasok untuk perusahaan skala besar.
“Kalau kita mengharapkan ke depan UMKM kita bisa naik kelas, maka sentuhan teknologi dan inovasi menjadi kebutuhan yang sangat dasar. Satu benchmark yang bisa kita tiru dan contoh terkait pengembangan UMKM di suatu negara itu adalah China. Di sana sparepart otomotif itu dilakukan oleh pengusaha UMKM,” tutupnya mengakhiri.
Selain Lamhot Sinaga, acara ini turut dihadiri oleh narasumber Menteri UMKM, Maman Abdurrahman; Agus Muharram, Pemerhati Koperasi dan UMKM; Direktur Bank BRI, Supari; dan dimoderatori oleh Sekretaris Bidang Koperasi dan UMKM DPP Partai Golkar, Achmad Taufan Soedirjo. {redaksi}