Lintang Fisutama Soroti Rusak dan Hilangnya Ratusan APK Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta

Berita GolkarMemasuki masa kampanye Pilkada 2024, tensi politik terus meningkat, tak terkecuali di Pilgub Jakarta. Para kandidat calon Gubernur Jakarta pun berlomba-lomba memasang alat peraga kampanye sebagai sarana mengenalkan diri kepada para pemilih, masyarakat Jakarta. Namun, di tengah tingginya tensi politik ada kejadian yang kurang mengenakkan.

Yakni rusak dan hilangnya ratusan baliho serta spanduk pasangan RIDO. Kejadian ini dilaporkan oleh Ketua Umum Relawan Barisan Jakarta Ridwan Kamil (BAJA RK), Lintang Fisutama. Ia menduga pengrusakan serta penghilangan APK pasangan RIDO ini dilakukan secara terorganisir, sistematis dan masif.

“Yang lebih tidak beretika ada salah satu calon pasangan calon gubernur memasang stiker di depan kaca rumah saya tanpa izin dan tanpa sepengetahuan orang rumah. Padahal saya yakin yang menempel sudah tahu saya bagian dari relawan pemenangan Ridwan Kamil dan Suswono,” ujar Lintang Fisutama kepada redaksi Golkarpedia.

Lintang yang juga merupakan politisi muda Partai Golkar ini mengungkapkan temuan kelompok relawan yang dipimpinnya, BAJA RK terkait kerusakan APK RIDO di berbagai lokasi. Ratusan APK RIDO di hampir seluruh Jakarta menurutnya rusak dan hilang.

“Adapun titik APK yg dirusak dan hilang di daerah Jakarta Timur adalah Jl. Raden Inten, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jl RS Soekamto (dirusak) Kemudian Di Jakarta Barat Jl. Daan Mogot Raya, Jl . Kebon Jeruk Raya (hilang ) dan Billboard resmi yang dirusak Di JPO Terowongan Casablanca.dan masih banyak lagi,” beber Lintang.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2023 pasal 280, pelaksana, peserta, dan tim kampanye dilarang merusak atau menghilangkan alat peraga kampanye (APK) peserta pemilu. Sanksi nya dapat dikenakan pidana pemilu penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp 24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

Agar kejadian ini tak berulang, ia mengimbau agar para kandidat serta tim suksesnya berkompetisi secara fair. Masyarakat Jakarta sudah cerdas, sudah bisa memilah dan memilih mana calon pemimpin yang datang dari hati dan bersolek hanya saat Pilkada. Karena itu, ia menekankan Pilgub Jakarta haruslah jadi ajang adu ide dan gagasan.

“Semua pihak harusnya melakukan kampanye yang mengedepankan ide dan gagasan untuk merebut hati pemilih, tidak menyebarkan isu sara, serta menyebarkan black campaign untuk menghasilkan pemimpin yang jujur, berintegritas, dan berkomitmen pada pembangunan yang berkelanjutan,” pungkas Lintang.