Lodewijk Paulus Beri Kisi-Kisi Pimpinan DPR RI Dari Partai Golkar, Pernah Pimpin Komisi

Berita Golkar – Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus memberikan sinyal bahwa pimpinan parlemen periode 2024-2029 dari fraksi partainya kemungkinan berasal anggota yang pernah memimpin komisi di DPR RI. Namun, Lodewijk mengaku belum tahu persis siapa yang akan ditunjuk. Sebab, akan ada proses untuk membahas ini.

“Nanti pasti ada proses. Kan kalau kita lihat umpamanya, paling gampang kalau teman-teman mau lihat ya itu aja yang ada pimpinan komisi sekarang, kan gampang. Mereka sudah terlatih sudah dilatih lima tahun kemudian mereka lah,” kata Lodewijk di Gedung MPR/DPR, Jakarta, dikutip dari Kompas, Senin (30/9/2024).

Menurutnya, orang yang akan dipilih menjadi pimpinan DPR RI akan dipertimbangkan matang berdasarkan kompetensinya. Di sisi lain, Lodewijk tidak memungkiri jika akhirnya pimpinan DPR yang terpilih selanjutnya justru belum pernah menjadi pimpinan komisi.

“Di luar itu apakah ada? Bisa ada tapi kalau mau lihat, lihatlah yang sekarang pimpinan komisi ada 11 kira-kira mereka enggak lepas dari itu,” ucapnya.

Perlu diketahui, susunan pimpinan DPR akan mengikuti UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3. Dalam aturan tersebut mengatur bahwa lima partai pemilik suara tertinggi akan menjadi pimpinan DPR. Hal ini ditegaskan Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditanya tentang mekanisme pemilihan pimpinan DPR.

“Ya kan kita sudah sama-sama tahu bahwa dalam periode ini tidak ada perubahan UU MD3, sehingga pimpinan DPR tentunya mengacu pada UU MD3 yang masih berlaku pada saat ini,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/9/2024).

“Ya tentunya kalau melihat UU MD3, paket pimpinan itu sudah diatur dengan ketentuan paket pimpinan pemenang satu, kedua, ketiga, keempat, dan kelima, yang nanti akan diusulkan oleh masing-masing fraksi nama-namanya dan langsung ditetapkan,” tambah dia.

Pada Pemilu 2024, PDI-P berada di urutan teratas dengan 25.387.279 suara (16,72 persen), kemudian Partai Golkar dengan 23.208.654 suara (15,28 persen), Partai Gerindra dengan 20.071.708 suara (13,22 persen), PKB dengan 16.115.655 suara (10,61 persen) dan Partai Nasdem dengan 14.660.516 suara (9,65 persen). {}