Berita Golkar – Pemerintah tengah mengembangkan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pun merayu Uni Emirat Arab (UEA) agar membangun pabrik aluminium di kawasan tersebut.
Mulanya, Luhut memamerkan Indonesia mempunyai pabrik petrokimia terbesar di Kalimantan Utara. Dia menyebut kawasan itu mempunyai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 9 gigawatt dan cadangan gas sebesar 12 triliun kaki kubik (TCF).
“Jadi, kami punya salah satu perusahaan petrokimia terbesar di Kalimantan Utara. Yang menurut saya memiliki 9 gigawatt PLTA, kami juga punya 12 TCF gas di sana, dan 3 hingga 4 gigawatt panel surya,” kata Luhut dalam acara International and Indonesia Carbon Capture Storage Forum 2024, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Untuk mendukung kawasan industri hijau, Luhut pun mengatakan pihaknya sedang berdiskusi mengenai pembangunan pabrik aluminium dengan Uni Emirat Arab (UEA). Dengan begitu, dia menyebut kawasan tersebut dapat menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan pada 7-8 tahun ke depan.
“Jadi, kami menawarkan juga, kami mendiskusikan hal ini juga dengan UEA, pabrik aluminium bisa dibangun di sana dengan energi ramah lingkungan. Jadi, suatu hari nanti, menurut saya dalam 7 hingga 8 tahun, kita bisa melihat produk ramah lingkungan dari daerah ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, dengan proyek kawasan industri hijau yang tengah didorong ini, Luhut menilai Indonesia dapat memainkan peranan penting di masa depan. Apalagi saat ini Indonesia tengah mendorong industri daur ulang untuk ekstraksi bijih nikel dari baterai lithium bekas.
“Jadi, Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam bidang ini. Jadi, dengan efisiensi ini, saya yakin Indonesia bisa memainkan peran yang sangat penting di masa depan,” imbuhnya. {sumber}