DPP  

Luthfi-Taj Yasin Menang di Pilgub Jateng, Henry Indraguna: Momentum Kebangkitan Partai Golkar!

Politisi Partai Golkar asal Jateng Prof Henry Indraguna bersama Ketua DPD Partai Golkar Jateng Panggah Susanto mengajak kader Golkar Jateng bangkit dengan momentum kemenangan pasangan 02 Luthfi-Taj Yasin yang telah mengubah peta politik Jateng tak lagi jadi kandang banteng

Berita GolkarPolitisi Partai Golkar asal Jawa Tengah (Jateng) Prof Henry Indraguna memberikan ucapan selamat dan sukses atas pencapaian suara signifikan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dengan raihan suara 59,38% versi quick count di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jateng usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dengan mengalahkan rival politik yang diusung PDI Perjuangan, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) yang hanya maksimal meraih 40,63% suara.

Prof Henry menilai kemenangan Luthfi-Taj Yasin tak bisa lepas dari kerja keras dan berfikir cerdas seluruh partai dalam KIM Plus yang di dalamnya ada Partai Golkar.

“Seluruh pihak dalam KIM Plus termasuk Golkar, relawan, influencer sekelas Rafli Ahmad dan kawan-kawan pesohor bahkan dukungan politik Presiden Prabowo dan mantan Presiden Joko Widodo memiliki andil besar bagi kemenangan Pak Luthfi dan Gus Yasin. Hingga membuat kejutan bisa menghempaskan dominasi PDIP paska reformasi yang selalu menempatkan kadernya sebagai Gubernur Jateng,” ujar Prof Henry Indraguna di sela-sela memantau hasil quick count Pilgub Jateng, Kamis (28/11/2024).

Meski diendorse dan direstui penguasa republik saat ini, pasangan nomor urut 2, kata Henry, sejatinya tanpa bantuan Prabowo maupun Jokowi pun Luthfi sudah memiliki pengalaman teritori dan jam terbang tinggi sebagai aparat Kepolisian di Jateng.

Wakil Ketua Dewan Pembina Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini menyebut jenderal polisi bintang tiga tersebut bukan orang baru di Jateng. Bukan muncul tiba-tiba kala pilkada digelar. Prof Henry menegaskan pengabdian Komjen Pol (Purn) selama 16 tahun di Jateng tak perlu diragukan.

Luthfi berkarir sejak dari Kapolres Batang (2008), Wadir Intelkam Polda Jateng (2010), Wakapolresta Surakarta (2011) dan naik jadi Kapolresta Surakarta (2015) sebelum ditunjuk sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Sosbud Baintelkam Polri (2017). Lalu kembali lagi menjadi Wakapolda Jawa Tengah (2018) dan karirnya moncer ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Tengah (2020–2024).

“Jadi tak heran jika Jenderal Luthfi akan memenangi pertarungan yang tidak mudah ini. Selain rivalnya juga Jenderal Bintang 4 dan wakilnya memiliki pengalaman kepala daerah di Kota Semarang beberapa periode. Namun modal sosial dan pengalaman intelejennya berhasil mematahkan domisili dan strategi Banteng Moncong Putih kali ini di Jateng,” ungkap Profesor dari Unissula Semarang.

Insentif elektoral semakin besar bagi jagoan KIM Plus ini juga berkat kecerdasan Luthfi menggandeng Taj Yasin yang mantan Wagub Jateng dan Anggota DPD RI dengan suara terbesar. Selain Gus Yasin adalah tokoh muda NU yang memiliki basis dukungan kantong-kantong nahdliyin di wilayah Kabupaten/kota di Jateng.

“Gus Yasin yang putra kyai kharismatik Mbah Maimun Zubair memiliki basis suara besar dari kalangan santri dan muslim yang besar ada di Jateng. Selain dari Islam abangan yang bisa saja memilih karena ada figur Pak Luthfi sebagai representasi nasionalis,” beber Prof Henry.

Jadi, kata dia, dengan portofolio yang mereka miliki baik Luthfi dan Yasin lalu ada booster dari Prabowo dan Jokowi maka semakin paripurna kemenangannya mengubah peta politik Jateng yang selama ini menjadi kandang banteng selama 26 tahun.

Disebutkannya kondisi masyarakat Jawa Tengah yang dikenal paternalistik dan sangat patuh kepada pemimpinnya sudah mampu melihat dari sisi kebermanfaatan dari sosok Luthfi-Taj Yasin. Prof Henry menilai, saat menjadi polisi, Luthfi sudah dikenal masyarakat Jateng secara egaliter

“Mas Luthfi ini kan tipe pemimpin yang mau membaur dengan menanggalkan atribut jabatannya. Dia merakyat. Ia biasa jalan sendiri tanpa pengawalan untuk mengetahui dinamika di masyarakat. Meski dia sudah jadi Kapolda Jateng. Saya bisa jadi saksi karena dapil saat nyaleg di Jateng V, salah satunya di Kabupaten Sukoharjo adalah tempat tinggal Pak Luthfi,” cerita Doktor Ilmu Hukum dari UNS Surakarta ini.

Bagi Prof Henry, sosok Ahmad Luthfi adalah sahabat yang baik. Ia tak hanya berkomunikasi ketika ada kepentingan saja. Akan tetapi dia tetap genuine sebagai warga masyarakat biasa. Makanya, dia banyak disukai dan dipilih masyarakat untuk memimpin Jateng.

Momentum Golkar Bangkit

Prof Henry juga menyampaikan bahwa kader-kader Golkar di Jateng pun total all out bergerak untuk pasangan nomor 2 tersebut. “Pidato Ketum Bahlil menjadi penyemangat para kader. Bukan berarti menghalalkan segala cara, tapi di internal kami setiap langkah didahului dengan riset dan diakhiri dengan evaluasi untuk mendukung kader terbaik di KIM Plus,” tandasnya.

Dalam pidatonya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia meminta agar kader menggunakan semua cara untuk memenangkan jagoannya. Bahkan ada beberapa hal yang sifatnya internal disampaikan ke publik.

Prof Henry mengungkapkan bahwa tradisi di Golkar, jika ketua umum sudah ikut berbicara, artinya sudah menjadi hal penting dan mendesak untuk diwujudkan. Selain memegang komitmen yang lebih besar, ada agenda partai yang bisa diakomodir oleh si calon sehingga Golkar kemudian bisa total bekerja.

“Golkar ini kan mesin besar partai modern. Tentu saja untuk memanaskan mesin politik juga butuh waktu lebih lama. Menyadari hal itu, ketika partai sudah memutuskan mendukung Luthfi-Yasin, para kader Golkar di Jateng langsung berkoordinasi dan memetakan persoalan sekaligus merumuskan solusinya,” urainya.

Ke depan, Prof Henry berharap agar peristiwa politik di Jawa Tengah ini bisa menjadi bahan studi bagi partai Golkar untuk menentukan langkah maupun strategi ke depan pasca pasangan KIM Plus menang.

“Sekalipun Pak Luthfi kader Gerindra, tapi Golkar tetap mendukungnya karena sudah ada komitmen dan konsensus politik di tingkat elit. Dan dengan momentum Jateng sudah tidak lagi jadi kandang banteng, maka secepatnya kader Beringin berkonsolidasi membangun kebangkitan dan kekuatan Golkar,” tegas Doktor Hukum Universitas Borobudur ini. {redaksi}