Berita Golkar – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menegaskan komitmen pemerintah provinsi menjadikan NTT sebagai pelopor energi bersih di Indonesia dan Asia melalui pengembangan ekosistem hidrogen hijau bekerja sama dengan Hydrogene de France (HDF) Energy Indonesia.
Melki dalam sambutannya ketika membuka kegiatan Lokakarya Hidrogen di Kupang, Senin (1/12/2025), mengingat kembali tentang pernyataan Presiden Prabowo Subianto pada 28 Mei 2025 saat bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron, bersamaan dengan penandatanganan kesepakatan antara Pemprov NTT dan HDF Energy Indonesia.
“Kesepakatan ini menjadi cetak biru pengembangan ekosistem hidrogen hijau pertama dan terbesar di Indonesia,” kata Gubernur Melki, dikutip dari Antaranews.
Dalam kesepakatan tersebut delapan daerah di NTT ditunjuk jadi lokasi pembangunan pembangkit Renewstable. Delapan wilayah tersebut yakni Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, Rote Ndao, Alor, dan Sikka.
Teknologi ini, lanjutnya, mengintegrasikan energi surya dan angin dengan sistem penyimpanan hidrogen dan baterai, sehingga mampu menyediakan listrik 24 jam tanpa intermitensi.
“Proyek Renewstable akan menjadi pembangkit listrik hidrogen komersial pertama di Asia, sekaligus pusat pembelajaran teknologi hidrogen bagi Indonesia Timur,” kata Gubernur Melki.
Ia menjelaskan kehadiran delapan pembangkit tersebut akan menjawab tantangan klasik sistem kelistrikan NTT, seperti biaya operasi tinggi dan kualitas layanan yang tidak merata akibat dominasi pembangkit fosil.
Menurut dia, proyek itu memberikan manfaat langsung berupa pasokan listrik yang lebih stabil, berkelanjutan, dan rendah emisi, serta membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal.
Melki juga mengapresiasi karena kehadiran HDF Energy tidak hanya sebatas pada listrik, tetapi juga menggandeng Kementerian Perhubungan, PT ASDP, PT PLN, serta International Maritime Organization (IMO) untuk mengkaji penggunaan hidrogen hijau sebagai bahan bakar kapal.
Karena, menurut dia, sebagai provinsi kepulauan, transformasi energi di sektor pelayaran sangat penting. “Konversi kapal feri dari bahan bakar fosil ke hidrogen hijau adalah langkah vital untuk mencapai target emisi nol bersih nasional,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Asia Pasifik HDF Energy Mettieu Geze menegaskan pihaknya memandang NTT sebagai pusat strategis pengembangan hidrogen hijau di kawasan.
“Bagi kami sangat penting untuk berada di Kupang sebelum akhir tahun guna menjelaskan progres dan arah ekosistem hidrogen yang ingin kami bangun di NTT,” ujarnya.
Direktur HDF Energy, yang baru kembali dari pertemuan dengan IMO di London itu mengatakan topik utama pembahasan adalah dekarbonisasi kapal feri ASDP, terutama rute Kupang–Rote.
Saat ini HDF Energy bersama IMO dan GIZ tengah melakukan studi kelayakan penggunaan hidrogen untuk kapal feri, menempatkan NTT sebagai salah satu contoh awal dekarbonisasi maritim di dunia. {}













