Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena atau yang akrab disapa Melki meminta masyarakat untuk mengenali tanda-tanda akan lahirnya anak stunting secara dini.
Hal itu ia sampaikan dalam Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana di Aula Regina Pacis, Jl. Yos Soedarso, Kelurahan Trikora, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (16/6/2024).
“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar pria kelahiran Kupang itu dalam paparan materinya.
Oleh sebab itu, lanjut Melki, stunting menjadi masalah sosial bagi semua sehingga penanganannya membutuhkan kerja sama semua pihak, baik masyarakat maupun pemangku kepentingan.
“Urusan stunting akan berhasil kalau semua pihak tanpa kecuali untuk bahu-membahu. Karena kalau ada anak stunting, itu masalah menjadi masalah sosial bagi semua,” pungkas Anggota DPR RI Fraksi Golkar itu.
Turut hadir dalam kegiatan yang diinisiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tersebut Kepala Dinas P2KB Kabupaten Ngada, Agustinus Naru dan Penata Kependudukan dan KB Ahli Madya, Ummu Zakhiah.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia mengungkapkan progres penurunan stunting atau tengkes di NTT berjalan lambat dan labil. Tahun 2018, angka tengkes berada di 42,6 persen kemudian turun menjadi 35,5 persen pada 2022, tetapi naik lagi menjadi 37,9 persen pada 2023.
Dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah NTT di Kupang pada Selasa (25/6/2024) dibicarakan berbagai strategi untuk menurunkan prevalensi tengkes. Targetnya, pada akhir 2025, prevalensi tengkes sudah harus turun pada angka 33,1 persen. {sumber}