Melki Laka Lena Pastikan Nyamuk Rekayasa Teknologi Wolbachia Tak Berbahaya

Berita Golkar – Aksi penolakan publik terhadap uji coba penerapan teknologi nyamuk wolbachia untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada beberapa wilayah di Indonesia mendapat respon dari DPR RI.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, aksi penolakan terhadap penyebaran nyamuk wolbachia terjadi lantaran masih kurangnya edukasi dari pemerintah kepada masyarakat.

“Penolakan terhadap penyebaran nyamuk Wolbachia yang merupakan  bakteri yang sengaja disuntikkan ke nyamuk karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah,” kata Emanuel Melkiades Laka Lena usai memimpin kampanye perdana Prabowo-Gibran di Gedung DPD Golkar NTT, Selasa 28 November 2023.

Lanjut Laka Lena, Komisi IX DPR RI akan melakukan pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunandi Sadikin di Jakarta untuk membahas pro kontra penyebaran nyamuk wolbachia di seluruh Indonesia yang perlu segera direspon.

Komisi IX DPR RI akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pemerintah dalam ini Menkes RI untuk mendapatkan penjelasan terkait penyebaran nyamuk wolbachia.

“Kami hari ini akan rapat dengan Menkes. Selaku anggota DPR RI dari NTT kami harapkan sudah ada kejelasan tentang berbagai macam catatan mengapa ini wolbachia ini bisa menyebarkan mutasi genetik atau tidak, lalu ada semacam zat tambahan lain yang masuk di nyamuknya atau tidak dan berbagai pertanyaan lain yang akan kami minta ke Menkes untuk jelaskan ke kami DPR RI, ” Melki Laka Lena.

Ketua DPD I Golkar NTT ini akan menyampaikan hasil pertemuan dengan Menkes RI kepada masyarakat Indonesia khususnya Kota Kupang pada Rabu, (29/11/2023) hari ini.

Menurut Melki, nyamuk wolbachia sudah teruji dan tidak berbahaya bagi manusia. Dia sendiri sudah uji coba gigitan nyamuk wolbachia. Namun, tidak menimbulkan efek apapun.

“Sebab saya pribadi telah sampai UGM Yogyakarta tempat dimana wolbachia itu diteliti sekalian tangan saya menguji puluhan gigitan nyamuk tersebut tetapi tidak ada masalah. Bahkan saya juga sudah pergi Bali melihat langsung ternak nyamuk wolbachia itu dan tidak ada masalah”, jelas ahli Farmasi ini.

Aksi penolakan di Kota Kupang, kata Melki, wajar dilakukan masyarakat, karena belum adanya sosialisasi aktif yang dilakukan pemerintah. Aksi penolakan itu menjadi catatan kepada Kementerian Kesehatan RI untuk gencar melakukan sosialisasi.

“Tetapi sebenarnya tidak ada masalah. Karena, saat peluncuran di Kota Kupang tepatnya di Kecamatan Oebobo pada beberapa waktu lalu sudah coba dilakukan sosialisasi secara baik karena saya juga hadir bersama Menkes waktu itu,” jelas Melki.

Melki mengaku sempat ditelepon mantan Menkes Siti Fadilah Supari, dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartato untuk memberi atensi soal nyamuk wolbachia. “Mudah-mudahan hari ini, Menkes bisa menjelaskan secara clear sehingga bisa menjawab keraguan banyak pihak karena di pusat juga terdapat banyak penolakan, ” tandas Melki.

Melki berjanji akan memberikan keterangan resmi terkait manfaat nyamuk wolbachia bagi masyarakat khususnya untuk pencegahan DBD di Indonesia saat pertemuan bersama Penjabat Walikota Kupang Fahrensi P. Funay, hari ini.

“Saya berharap masyarakat harus selektif dalam menerima informasi. Tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum dipastikan akurasi dan kebenarannya. Masyarakat harus menghindari berita-berita hoax, ” imbuh Melki.

Penjabat Sekda Kota Kupang, Ade Manafe mengatakan, Kota Kupang menjadi salah satu Kota yang dipilih menjadi pilot project penyebaran nyamuk wolbachia. “Tidak ada masalah karena penyebaran nyamuk wolbachia di Kota Kupang itu program Kementerian kesehatan untuk membasmi nyamuk DBD di Kota Kupang, ” beber Ade.

Menurut Ade, penyebaran nyamuk wolbachia di Kota Kupang tidak masalah demi mencegah nyamuk DBD di Kota Kupang. “Jadi kalau daerah lain mau protes ya protes saja karena kita di Kota Kupang mau terima itu nyamuk Wolbachia. Karena kami di Pemkot Kupang juga tidak keluarkan biaya dan ini program pemerintah pusat bekerja sama dengan UGM, ” tegasnya.

Ia menambahkan, Universitas Gaja Mada sudah melakukan penelitian, dan dinyatakan aman. sehingga masyarakat tidak perlu ragu atau keberatan.

“Jadi tidak mungkin pemerintah mau membuat rakyat jadi susah melainkan masyarakat supaya terhindar dari DBD. Karena pengembangan nyamuk Wolbachia juga dilakukan di rumah masyarakat Oebobo dan masyarakat yang mengundang sehingga sosialisasi sebenarnya sudah dilakukan”, pungkas Manafe. {sumber}