Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Wihaji mengunjungi Kantor Perwakilan BKKBN DIY pada Jumat (3/12/2024). Dalam kesempatan itu ia memberikan motivasi dan juga menjelaskan tentang program Quick Wins.
Wihaji mengatakan Presiden Prabowo ingin meningkatkan ketajaman program-program kependudukan dan keluarga berencana dengan mengubah dari badan menjadi kementerian.
“Negara kita ini besar dengan pendudukan 282 juta, institusi paling dasar adalah keluarga, maka kalau mau memperbaiki negara ya dari keluarga. Kementerian yang bertanggung jawab untuk itu ya kita,” ujarnya kepada para pegawai BKKBN DIY, dikutip dari RRI.
Menurutnya ada sejumlah program Quick Wins yang diharapkannya bisa menjadi percepatan pembangunan keluarga. Pertama yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), kedua taman asuh anak atau daycare unggulan, kemudian Gerakan Ayah Teladan (Gate), berikutnya aplikasi berbasis kecerdasan buatan, dan terakhir yakni lansia berdaya.
Wihaji menjelaskan secara mendetail dasar dari setiap program dan harapannya agar bisa berjalan dengan baik. “Genting itu hari ini masih sporadis karena panduannya belum jelas, minggu depan saya akan tanda tangani itu peraturan menteri atau buku saku untuk Genting ini,” ujarnya.
Ia mengaku program Genting terinspirasi dari Indonesia yang dikenal sebagai negara paling dermawan di dunia. Sehingga ia mendorong agar penanganan stunting ini tidak hanya dari APBN tetapi juga warga negara bisa ikut andil.
“Tolong bantu untuk menjalankan itu dengan target satu juta anak Indonesia, dengan empat menu untuk mereka yakni nutrisi, air bersih, sanitasi, dan edukasi,” katanya.
Semua program itu menurutnya berasal dari hasil riset, seperti juga Gate yang menekankan peran penting kehadiran ayah kepada anak. Karena saat ini menurutnya peran ayah banyak terjebak pada pemberian nafkah dan abai terhadap tumbuh kembang anak. “Ini sederhana tetapi ini penting untuk cikal bakal generasi mendatang,” kata Wihaji.
Ia juga mendorong penggunaan teknologi digital termasuk kecerdasan buatan oleh para pegawainya. Karena saat ini mayoritas orang di Indonesia telah menggunakan telepon pintar dan mengakses media sosial. “Bikin cara layanan baru dengan program baru,” katanya.
Begitu juga dengan daycare yang menurutnya menjadi wadah untuk menjembatani ketakutan pasangan untuk mempunyai keturunan, karena tidak bisa merawat dan sibuk bekerja. “Daycare ini menjadikan negara hadir untuk mereka karena banyak pasangan baru menikah sekarang yang takut punya anak, takut tidak bisa merawat, dan sebagainya,” ujarnya.
Kemudian terakhir terkait Lansia Berdaya ini karena Indonesia memiliki angka harapan hidup yang cukup tinggi yakni 74 tahun. Sementara 11,7 persen penduduk merupakan lansia dengan usia 60-74 tahun.
“Artinya itu juga masyarakat Indonesia yang pernah berkontribusi untuk negara, masa dibiarkan begitu saja? Negara harus hadir dan memahami apa yang dibutuhkan mereka, maka ada sekolah lansia itu,” katanya.
Ia pun akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program tersebut. Untuk memastikan bisa berjalan dengan baik, karena diakuinya berkat keberhasilan BKKBN selama ini banyak anggaran negara bisa dihemat.
“Ada efisiensi dan efektivitas pengeluaran negara berkat kinerja Bapak dan Ibu, sehingga kementerian ini bekerja tidak hanya tentang KB,” kata Wihaji. {}