Mendukbangga Wihaji Ingatkan Bahaya Anak Main HP Hingga 8 Jam

Berita Golkar – Era digital membawa kemudahan, namun juga tantangan tersendiri bagi perkembangan anak. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, dengan tegas menyerukan pembatasan ruang digital pada anak. Ia menilai interaksi anak di dunia maya perlu dikendalikan agar tidak berdampak negatif pada masa depan mereka.

“Hasil penelitian menunjukkan anak-anak saat ini memegang HP selama delapan jam per hari, sementara paling lama satu jam mereka berkomunikasi dengan orang tua. Anak-anak bisa kehilangan (peran, red) orang tua, bisa-bisa orang tuanya yang jadi handphone,” ungkap Wihaji dalam pertemuan dengan Forum Generasi Berencana (Genre) Sumsel di Palembang, Senin (14/4/2025), dikutip dari RRI.

Delapan jam di depan layar, satu jam interaksi dengan orang tua. Sebuah ironi yang menggambarkan betapa dunia digital telah merenggut waktu berharga anak-anak. Wihaji pun mendukung penuh langkah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang tengah membahas regulasi pembatasan usia anak bermain media sosial.

“Saya tidak anti handphone tapi beberapa hal yang berpengaruh negatif tentu harus dibatasi,” tegasnya.

Lebih dari sekadar pembatasan, dalam konteks pembangunan keluarga Wihaji menekankan pentingnya peran generasi muda dalam memberikan edukasi kepada anggota keluarga, termasuk parenting education. Menurutnya, generasi muda memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi tidak hanya sesamanya, tetapi juga orang tua mereka.

“Perkembangan sekarang sangat cepat, tidak hanya butuh pendidikan anak tapi juga parenting education. Problem keluarga tidak hanya masalah anak, orang tua juga menjadi hal yang penting. Jadi yang didik tidak hanya anak, tapi juga orang tua,” jelas Wihaji.

Selain itu, Wihaji mengingatkan generasi muda usia 14-24 tahun untuk menjauhi pernikahan dini, seks bebas, dan narkoba. Ketiga hal ini dianggap sebagai ancaman serius bagi masa depan anak bangsa. Genre, sebagai bagian dari elemen Mendukbangga/BKKBN, diharapkan menjadi contoh bagi lingkungannya.

Di tengah gempuran teknologi, pembatasan ruang digital menjadi tameng pelindung bagi anak-anak. Orang tua dan generasi muda diharapkan bahu-membahu menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif bagi tumbuh kembang anak. {}