Berita Golkar – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menguatkan keluarga lewat penyuluh agama.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatangan kesepahaman bersama atau MoU antara Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin.
“MoU yang dilakukan merupakan pembaruan dari MoU sebelumnya yang telah dilakukan tahun sebelumnya, secara spesifik terkait penguatan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana melalui penyuluh agama,” kata Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (26/5/2025), dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, ruang lingkup dasar pelaksanaan MoU tersebut yakni pengembangan materi advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi dalam penguatan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), serta percepatan, pencegahan, dan penurunan stunting melalui bidang agama.
Kemudian, peningkatan kompetensi sumber daya manusia program Bangga Kencana dan percepatan, pencegahan, serta penurunan stunting melalui peran penyuluh agama, juga pertukaran atau pemanfaatan data dan informasi terkait program Bangga Kencana serta percepatan pencegahan dan penurunan stunting.
Selanjutnya, MoU akan diatur dalam nota kesepahaman yang akan dilakukan secara teknis oleh unit atau komponen terkait, yang bertujuan untuk mengoptimalkan koordinasi dan sinergi sumber daya yang dimiliki masing-masing kementerian.
Kemendukbangga/BKKBN memiliki lima program percepatan atau quick wins, yakni Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) dengan penyediaan tempat penitipan anak unggulan, dan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati).
Kemudian, aplikasi super atau Super Apps berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga, dan Lansia Berdaya (Sidaya) yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anaknya. {}