Mendukbangga, Wihaji Tegaskan Fenomena Childfree Tak Ganggu Stabilitas Kependudukan Indonesia

Berita Golkar – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji berpendapat budaya perempuan Indonesia berbeda dengan negara maju lain. Pernyataan Wihaji menanggapi survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait childfree selama periode 2023.

Dalam survei BPS , ada 72 ribu perempuan Indonesia dengan usia 15 hingga 49 tahun mengaku tidak ingin memiliki anak (childfree). Wihaji meyakini pendudukan Indonesia masih baik-baik saja dan terkendali.

“Saya berpandangan dan meyakini Indonesia punya sejarah, kultur berbeda. Saya meyakini baik-baik saja,” kata Menteri Wihaji, dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, seperti dikutip pada Minggu (17/11/2024), dikutip dari RRI.

Wihaji menyebut fenomena childfree yang terjadi pada perempuan Indonesia adalah bersifat dugaan. Kendati demikian, pihaknya tidak mengabaikan fenomena tersebut karena negara harus hadir pada masyarakat untuk memberikan solusi.

Kemungkinan salah satu mereka yang memutuskan childfree, kata Wihaji, beralasan ketakutan akan masa depan dengan ekonomi tidak stabil. Kemudian alasan lain, keberadaan anak dianggap menghambat karir, selanjutnya gaya hidup dan kultur.

“Tapi alasan itu kan kemungkinan, dugaan. Sebagai fenomena ini menjadi perhatian, kita cari tau alasan 71 ribu tersebut, sebabnya apa kalau sudah tau, apa yang mau kita kerjakan,” ujarnya.

Wihaji menghormati keputusan perempuan untuk tidak memiliki anak sebagai pilihan. Kendati demikian, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga memastikan adanya keseimbangan dalam kependudukan di Indonesia.

“Saya selaku menteri menghargai dan menghormati sebagai pilihan tetapi kami hadir menjawab itu. Mengapa perlu hadir karena ini bagian keseimbangan kependudukan, tugas kita pengendalian pendudukan karena jika ini berlanjut akan problem,” ujarnya. {}