Berita Golkar – Agenda besar Partai Golkar Kalsel melalui musyawarah daerah (Musda) yang dihelat Kamis, 19/7 mendatang, diprediksi tak hanya Bambang Heri Purnama yang akan maju sebagai kandidat calon ketua. Hasnuryadi Sulaiman juga disebut sebagai calon pengganti Sahbrin Noor sebagai pucuk pimpinan partai Golkar Kalsel.
Kendati Bambang Heri disebut sudah mendapat dukungan mayoritas pemilik suara. Dari total 19 suara yang diperebutkan, ada 15 pemilik suara yang dikabarkan merapat mendukungan Bambang.
Musda partai Golkar yang direncanakan digelar mendatang bisa saja beralih dukungan meskipun Bambang Heri sudah mengakui mendapat dukungan dari sejumlah Ketua DPD tingkat kabupaten dan kota.
Pasalnya, sebelum nama Bambang mencuat, ada nama lain yang digadang bakal masuk bursa. Tak lain adalah putra menduang H Abdussamad Sulaiman HB yakni Hasnuryadi Sulaiman. Saat ini, dia kader Golkar yang menggantikan Sahbirin di eksekutif sebagai Wakil Gubernur Kalsel.
Lalu seberapa besar kans Hasnur? Sebagai kader Golkar yang dibesarkan dari seorang ayah tokoh yang membesarkan Golkar di Kalsel, tentu Hasnur memiliki kans yang besar. Sebagai kader muda, tentu saja dia juga memiliki visi yang kekinian.
Berbicara pengalaman, Hasnur yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI, sama dengan Bambang Heri. Tentu tak kalah. Histori sang ayah. tYentu saja membuat peluang Hasnur bisa diperhitungkan.
“Bebicara ideal. Keduanya (Bambang dan Hasnur, red) sangat ideal. Mereka berdua sudah berpengalaman di politik,” ujar pengamat politik FISIP ULM, Arif Rahman Hakim, dikutip dari KlikKalsel.
“Program dengan kalangan menengah ke bawah mesti diperbanyak. Ini yang nantinya harus dilakukan ketua baru,” imbuhnya.
Selain itu sebutnya, pemimpin baru nanti harus memperluas ruang anak muda untuk bergabung dan mengembangakan potensi di Golkar. Terlebih, sekarang sangat jarang kegiatan-kegiatan Golkar yang bernuansa anak muda. Apakah kegiatan dipelopori kader muda Golkar atau melibatkan pemuda sebagai peserta. Seperti aksi sosial, keagamaan dan lain-lain.
Terakhir, Arif menyebut pemimpin baru Golkar Kalsel nanti juga harus mau membuka diri dengan kalangan intelektual Banua. Apakah itu sifatnya dialog terbuka, membedah isu-isu terkini yang bersentuhan langsung dengan rakyat atau melibatkan akademisi dalam melakukan kajian-kajian sebagai dasar menyusun program. “Figur seperti ini yang diperlukan agar Golkar terus berjaya,” tutupnya. {}