Berita Golkar – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pemerintah saat ini sedang menyiapkan studi untuk proyek rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) di pesisir utara Pulau Jawa. “Studi sedang kita siapkan dan ini akan kita lanjutkan,” kata Airlangga dikutip di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah saat ini, hingga presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto, terus mendorong pembangunan tanggul raksasa tersebut.
Proyek itu dinilai penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah yang terjadi setiap tahun di wilayah tersebut.
“Proyek strategis nasional bapak presiden terpilih (Prabowo Subianto) mendorong bahwa utara (Pulau) Jawa yang setiap tahun ada climate change (perubahan iklim), land subsidence (fenomena penurunan dari permukaan tanah),” ujar dia.
Perlindungan dari Ancaman Banjir dan Abrasi
Airlangga menuturkan proyek tanggul laut raksasa itu diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi wilayah pesisir utara Jawa dari ancaman banjir dan abrasi.
Dia menambahkan bahwa proyek tersebut juga akan mendukung keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
“Kita akan terus mendorong pembangunan giant sea wall (tembok laut raksasa) di utara Jawa sehingga dengan demikian kemiskinan utara Jawa 55 juta akan selesai,” ungkap Airlangga.
Sebelumnya, pemerintah berencana membangun tanggul pantai dan tanggul laut (giant sea wall) sebagai salah satu proyek jangka panjang.
Megaproyek tersebut dibuat guna mengatasi adanya ancaman dari banjir rob dan penurunan muka tanah (land obsidence) di wilayah utara Pulau Jawa.
Berikut 3 tahapan atau fase proyek pembangunan Giant Sea Wall di wilayah Jakarta:
1.Fase Pertama
Untuk proyek giant sea wall di wilayah Jakarta, ada tiga tahapan atau fase pembangunan. Fase pertama dimulai dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.
2. Fase Kedua
Pada fase kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030.
3. Fase Ketiga
Fase ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040.
Jika laju penurunan tanah tetap terjadi setelah tahun 2040, maka konsep tanggul laut terbuka akan dimodifikasi menjadi tanggul laut tertutup. {sumber}