Menko Luhut: Tanpa Hilirisasi, Ekonomi RI Saat Ini Pasti Goyang

Berita Golkar – Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, tanpa industri hilirisasi ekonomi Indonesia saat ini dipastikan akan goyang.

“Jadi, ekonomi kita hari ini kalau tanpa ini (hilirisasi) sudah akan goyang dan pada tahun 2028 kira-kira ekonomi kita bisa mendekati US$70 miliar karena kita sudah produksi prekursor, katode dan sebagainya,” kata Luhut dalam rapat kerja Menko Marves dengan Banggar DPR RI sebagaimana dikutip laman Youtube DPR RI, Kamis (6/6/2024).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui industrialisasi hilirisasi ini terus berlanjut. Sebelum adanya larangan ekspor bijih nikel 2019, Indonesia hanya menghasilkan ekspor nikel sebesar US$1,5 miliar – US$2 miliar. “Tahun lalu (2023) kita sudah US$40 miliar,” ujarnya.

Dia menjelaskan, belum banyak orang ketahui adanya game changer yakni satu proses yang sedang berjalan di Indonesia makanya saat ini pemerintah sedang fokus menyelesaikan investasi besar sekitar puluhan miliar dollar Amerika di Kalimantan Utara dengan perusahaan Petrochemical.

“Itu bisa mencapai 4% kepada produk domestik bruto (PDB) kita dampaknya. Jadi kalau saya lihat, hal ini sangat bagus dan di ujungnya itu ada daur ulang. Jadi semuanya 97%-98% kita bisa ekstrak lagi nikel yang ada di sana,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, hal bersejarah bagi Indonesia dalam perdagangan komoditas internasional di London, Inggris bahwa tahun 2024 ini, pertama kalinya Indonesia masuk pasar perdagangan komoditas di London Metals Exchange (LME). Sebelumnya, Indonesia sering diabaikan namun inilah sejarah pertama kalinya Indonesia dimasukkan kedalam bursa komoditas nikel dunia.

“Dengan kita masuk maka Indonesia sekarang yang menentukan harga nikel di dunia, (itu mimpi saya, red). Itulah yang menyebabkan Australia marah karena merasa, -kok Indonesia bisa ya-. Kita bisa, bangsa ini bangsa hebat. Selama ini, kita dijadikan toko-toko saja, itulah bodohnya. Tapi sekarang kita buktiin itu,” tuturnya.

Luhut memaparkan, tim advokasi hukum untuk kebijakan larangan ekspor bijih nikel pemerintah Indonesia  telah melakukan negosiasi terhadap gugatan Uni Eropa di World Trade Organization (WTO) dan mereka sudah mau bernegosiasi dan meminta untuk produk nikel setengah jadi atau produk antara jangan dilarang juga.

“Jadi mereka bilang, tapi yang prekursor dan katodenya jangan kalian larang! Kita tidak larang tapi saya bilang, kami juga punya hak untuk survive tidak bisa kalian mendikte kami,” paparnya.

Dia menguraikan, sekarang ini permintaan nikel Indonesia meningkat untuk memenuhi kebutuhan industri stainless steel dan peningkatannya sangat tinggi. “Inilah strategi-strategi yang kita jalankan,” pungkasnya. {sumber}