Menkomdigi Meutya Hafid Ajak PP Aisyiyah Perkuat Ruang Digital Ramah Keluarga

Berita Golkar – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Republik Indonesia, Meutya Hafid mengatakan bahwa bulan Ramadan bukan hanya bulan untuk meningkatkan ibadah tetapi juga bulan untuk merenungkan bagaimana kita menjaga keluarga agar tetap sakinah di tengah berbagai tantangan jaman.

Hal tersebut disampaikan  dalam Pengajian Ramadan 1446 H yang digelar Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dengan tema “Keluarga Sakinah dan Tantangan pada Era Digital” pada Sabtu (15/3/2025).

Tema pengajian PP ‘Aisyiyah ini dinilai Meutya sangat relevan dengan realitas yang dihadapi di mana kemajuan teknologi telah membawa banyak manfaat tetapi juga penuh dengan tantangan. Saat ini dunia digital dominan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam dunia anak-anak yang tumbuh dengan media sosial dan informasi yang bertebaran.

“Orang tua menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi informasi dan pendidikan nilai nilai moral bagi anak anak mereka,” ucapnya, dikutip dari laman Muhammadiyah.

Meningkatkan peran orangtua dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan ramah bagi keluarga  disebut Meutya menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah.

“Salah satu langkah utama yang kami terus lakukan adalah meningkatkan literasi digital terutama bagi orang tua dan juga anak anak melalui Gerakan Nasional Literasi Digital. Ini bukan sekedar mengajarkan cara menggunakan teknologi tapi juga bagaimana memanfaatkan dunia digital secara sehat, secara aman, produktif, dan manfaat,”tuturnya.

Selain edukasi, Meutya menyebut regulasi juga diperkuat, melakukan pemblokiran konten-konten negatif, juga memperkuat kolaborasi dengan berbagai platform digital untuk menjaga ruang digital yang aman. Selain itu Meutya juga mengharapkan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat dan berbagai organisasi untuk menjawab tantangan ini.

“Saya percaya betul bahwa era digital bukan untuk ditakuti tapi untuk dikelola dengan kebijaksanaan dengan kolaborasi antara pemerintah masyarakat dan organisasi, khususnya seperti ‘Aisyiyah saya yakin kita bisa memastikan bahwa teknologi bisa menjadi sarana untuk memperkuat keluarga bukan merenggangkan,” tegasnya. {}