Berita Golkar – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan bawah pihaknya akan terus membuat dan menjalankan regulasi untuk melindungi anak.
Dia juga menegaskan bahwa platform digital harus ikut bertanggung jawab dalam melindungi anak-anak dari konten negatif.
Hal tersebut diungkapkannya dalam audiensi dengan perwakilan TikTok di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).
“Platform digital tidak boleh lagi abai. Mereka harus memastikan teknologi pembatasan usia diterapkan dengan ketat dan efektif. Keselamatan anak-anak adalah prioritas, dan kami akan memastikan regulasi ini ditegakkan,” tegasnya, melansir laman resmi Komdigi.
Karenanya, Meutya menuntut platform digital untuk segera memperketat penerapan teknologi verifikasi usia untuk memastikan keamanan anak di ruang digital.
Selain itu, dia mengatakan bahwa regulasi perlindungan anak di ruang digital yang sedang disusun akan mengatur kewajiban platform secara lebih tegas agar tidak ada celah bagi pelanggaran.
“Tidak ada ruang untuk kelalaian. Platform harus bertindak nyata dan bekerja sama dengan pemerintah untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi generasi muda,” tambahnya, dikutip dari PosKota.
Menkomdigi Meutya juga menegaskan bahwa kerja sama antara pemerintah dan platform digital harus menghasilkan tindakan konkret.
“Kami mengingatkan platform digital untuk memastikan anak-anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usia mereka. Kepatuhan terhadap regulasi ini tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, VP Global Public Policy TikTok, Helena Lersch, menyampaikan bahwa TikTok telah menerapkan berbagai pembatasan bagi akun pengguna berusia anak-anak.
Salah satunya adalah adanya pengaturan terkait pesan pribadi, komentar, siaran langsung, dan notifikasi yang menegaskan komitmen TikTok dalam menjaga keselamatan anak-anak di platformnya.
“Kami memiliki fitur khusus yang dirancang untuk melindungi pengguna berusia 13 hingga 15 tahun,” ungkap Helena Lersch.
Dengan 135 juta pengguna aktif di Indonesia yang merupakan pasar terbesar kedua bagi TikTok, dia menjelaskan bawah keamanan pengguna, khususnya anak-anak, menjadi prioritas utama.
Kemudian adanya fitur “Family Pairing” juga memungkinkan orang tua untuk memantau dan mengontrol aktivitas digital anak-anak mereka, untuk memastikan akses ke konten yang sesuai.
Langkah selanjutnya dalam edukasi digital, TikTok akan meluncurkan fitur baru bernama “STEM Feed” di Indonesia pada pekan depan.
Nantinya, fitur baru TikTok ini akan menghadirkan konten edukatif terkait sains, teknologi, teknik, dan matematika yang bertujuan meningkatkan wawasan dan minat generasi muda dalam bidang tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Komdigi memberikan tanggapan yang positif dan akan berkolaborasi untuk memastikan fitur tersebut dapat diakses lebih luas oleh masyarakat Indonesia.
Kerja sama antara pemerintah dan platform digital ini diharapkan dapat memperkuat perlindungan anak di dunia maya, serta mendorong hadirnya lebih banyak konten positif dan edukatif. {}