Berita Golkar – Apple berinvestasi membangun pabrik AirTag di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Nilai investasinya sekitar USD 1 miliar. Jika dikonversi ke rupiah sekitar Rp 16,2 triliun.
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menilai Apple belum jor-joran dalam berinvestasi di Indonesia. Tidak jor-jorannya Apple berinvestasi di Indonesia disinyalir karena kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam negeri.
Menurut Meutya Hafid, situasi itu tidak dapat dijadikan sebagai alasan dalam berinvestasi. “Tentu tidak bisa menjadi alasan bahwa kita SDMnya belum siap. Kalau SDM belum siap, bagaimana caranya (Apple) untuk membantu mempersiapkan in-line dengan membangun pabrik,” kata Meutya saat ditemui di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Kamis (9/1/2025), dikutip dari Jawapos.
Mantan wartawati itu mengatakan, investasi dalam bentuk pabrik dan kompetensi SDM seharusnya berjalan bersamaan. Tidak saling menunggu. “Jadi investasi baik dalam bentuk pabrik, apa pun juga kompetensi SDM ya harus jalan bersama. Tidak bisa memilih satu,” tukas dia.
Sebagai informasi, Apple berkomitmen untuk berinvestasi membangun pabrik aksesori AirTag yang diklaim bernilai USD 1 miliar atau Rp 16,2 triliun di Batam. Nilai investasi itu diungkap oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani usai bertemu dengan perwakilan Apple di Jakarta, pada Selasa (7/1).
Ke depannya, 65 persen AirTag yang dijual di dunia akan dipasok dari pabrik yang akan dibangun di Batam. “Pada intinya mereka bicara dan berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag itu USD 1 miliar yang diharapkan nanti 65 persen dari kebutuhan AirTag global itu akan dari pabrik tersebut yang akan berdiri di Batam,” kata Rosan.
Adapun AirTag merupakan aksesori seperti gantungan kunci. Gantung kunci itu berbeda dengan gantungan kunci lainnya. AirTag disematkan teknologi sehingga bisa dilacak melalui perangkat ponsel. {}