Menkomdigi Meutya Hafid Minta Jurnalis Berkontribusi Aktif Saring Berita Disinformasi dan Misinformasi

Berita GolkarMenteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta jurnalis, khususnya jurnalis perempuan, untuk berperan aktif dalam menyaring informasi yang beredar. Hal itu disampaikan Meutya saat memberikan sambutan sekaligus membuka Kongres Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) yang digelar secara virtual, seperti dilihat di akun YouTube IDN Times, Sabtu (15/2/2025). Dalam sacara itu, hadir Ketua Umum FJPI Uni Lubis.

Melanjutkan paparannya, Meutya menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia pers saat ini.  Beberapa di antaranya adalah maraknya misinformasi dan disinformasi. Menurutnya, jurnalis memiliki peran strategis dalam membantu masyarakat memilah berita yang benar dan akurat.

“Saya titip kepada FJPI, untuk terus menyaring berita-berita atau membantu masyarakat agar dapat lebih mudah memilah mana berita misinformasi dan disinformasi,” ujar Meutya, dikutip dari Rakyat Merdeka.

Selain itu, ia juga mengapresiasi FJPI yang terus menjadi wadah bagi jurnalis perempuan untuk memperjuangkan hak-hak mereka serta meningkatkan kapasitas di bidang jurnalistik. Menurutnya, peningkatan kapasitas bagi perempuan di berbagai profesi, termasuk jurnalistik dan politik, masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Menteri yang pernah menjadi jurnalis ini menyampaikan, keberadaan FJPI menjadi bukti bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia. Ia menyadari dunia pers saat ini dalam keadaan yang kurang baik.

“Namun saya yakin jurnalis perempuan memiliki resiliensi yang tinggi untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia media,” tambahnya.

Meutya juga menyinggung pentingnya menciptakan ekosistem digital yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak-anak. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat keempat dunia dalam kasus pornografi anak, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah.

Meutya lalu mengapresiasi FJPI yang ikut menyusun pedoman pemberitaan ramah anak dan perempuan bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta Dewan Pers.

Dalam kesempatan itu, Meutya juga menyinggung perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat. Ia mendorong jurnalis perempuan untuk terus meningkatkan literasi digital agar dapat beradaptasi dengan teknologi AI yang semakin mendominasi berbagai sektor, termasuk media.

“Kami mengetahui FJPI memiliki concern terhadap perkembangan AI dan telah melakukan berbagai workshop terkait. Ini penting agar jurnalis perempuan siap menghadapi revolusi teknologi yang sangat cepat,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Meutya berharap FJPI dapat terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyebarluaskan informasi yang kredibel serta memperjuangkan kepentingan jurnalis perempuan di Indonesia.

“Kepada Ketua Umum FJPI Ibu Uni Lubis, terima kasih atas kerja samanya selama ini. Selamat berkongres untuk seluruh anggota FJPI di Indonesia. Semoga kongres ini menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi dunia jurnalistik,” pungkasnya.