Berita Golkar – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo membantah tudingan adanya penyelewengan dana dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024. Dito mengeklaim penyelenggaraan PON ini dijalankan sesuai aturan dan standar transparansi yang ketat.
“Kami memiliki dua Satgas yang bertugas mengawasi seluruh proses, dari pengambilan keputusan hingga implementasinya di lapangan. Semua berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, dan transparansi adalah prioritas kami,” kata Dito dalam konferensi pers di Media Center PON XXI wilayah Medan, Sumatra Utara, Jumat (13/9/2024).
Maka dari itu, Dito membantah tudingan penyelewengan dana dalam penyelenggaraan PON. Ia menegaskan satgas berperan aktif dalam setiap tahap pelaksanaan PON dari 9-20 September 2024, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi. “Isu penyelewengan dana atau korupsi dalam penyelenggaraan PON tidak dapat diterima,” tegas Dito dikutip dari Medcom.
Dito juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu negatif yang belum terverifikasi. Ia berharap masyarakat melihat proses penyelenggaraan PON secara utuh.
“Setelah pembukaan PON, saya melihat beberapa foto dan video yang tersebar di media sosial, tetapi itu hanya contoh kasus kecil. Saya minta kepada semua pihak untuk melihat keseluruhan pelaksanaan, bukan hanya satu atau dua contoh,” ujar Dito.
Anggaran Terkecil
Anggaran untuk PON Aceh-Sumut kali ini disebut merupakan yang terkecil dibandingkan dengan penyelenggaraan PON di daerah lain. Pemerintah melalui Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) hanya mengalokasikan Rp516 miliar untuk PON 2024 ini, yang digunakan untuk pembangunan dan perbaikan venue di Aceh dan Sumatra Utara serta penyelenggaraan acara pembukaan dan penutupan. Sumber lain menyebut anggaran PON ini mencapai Rp811 miliar.
“Jika dibandingkan dengan gelaran PON sebelumnya, anggaran PON Aceh-Sumut yang tidak mencapai angka Rp1 triliun ini terbilang kecil,” tulis Goodstats.id dalam laporannya yang dikutip Minggu 15 September 2024.
Padahal Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh mengajukan anggaran sebesar Rp5,8 triliun untuk penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Sebagai perbandingan, PON Papua 2020 yang diselenggarakan di tengah pandemi membutuhkan anggaran sebesar Rp10,43 triliun sejak 2018. PON Jawa Barat 2016 juga memakan biaya Rp3 triliun, sementara PON Riau 2012 dan PON Kalimantan Timur 2008 masing-masing menelan anggaran Rp1,5 triliun dan Rp4 triliun. {}